Minggu, 17 Februari 2013

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA




 
Huruf kapital dipakai sebagai :

1. Huruf pertama pada awal kalimat.
    Contoh :  
  • Ibu sedang memasak di dapur.
  • Adik menangis tersedu-sedu.

2. Huruf pertama dalam petikan langsung.
    Contoh :  
  • Ali berkata, “Hari ini aku akan pergi ke Bandung.”
  • Ibu bertanya, “Mengapa kamu bersedih ?”

3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci,     nama Tuhan, termasuk kata gantinya.
    Contoh :  
  • Allah  
  • Yang Maha Esa,
  • Al Qur’an
  • Masjid Nurul Falah.

4. Huruf pertama nama pangkat yang diikuti nama orang.
    Contoh :  
  • Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
  • Dokter Faisal Akbar
  • Camat Supriyadi
  • Profesor Heru Sukoco

5. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
    Contoh :
  • Nabi Muhammad SAW
  • Haji Ahmad Yusuf
  • Raja Hayam Wuruk
  • Sultan Agung

6. Huruf Pertama nama orang.
    Contoh :
  • Muhammad Ridwan Kusuma
  • Siti Nur Haliza
  • Iwan Satria

7. Huruf petama nama bangsa, suku, bahasa, dan nama kota.
     Contoh :
  • suku Sunda
  • bangsa  Indonesia
  • bahasa Arab
  • kota Bogor

8. Nama khas dalam geografi.
    Contoh :
  • Gunung Salak
  • Danau Toba
  • Jalan Ahmad Yani
  • Pulau Kalimantan
  • Sungai Ciliwung

9. Huruf pertama nama suatu badan, lembaga pemerintah, lembaga ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh :
  • Kantor Departemen Pendidikan Nasional
  • Peraturan Pemerintah
  • Undang-Undang Dasar
  • Kerajaan Belanda

10. Huruf pertama pada semua kata yang merupakan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan.
Contoh :
  • Majalah Bobo
  • Koran Republika
  • Laskar Pelangi

11. Huruf pertama singkatan nama gelar, gelar, dan sapaan.
Contoh :
  • Prof. (profesor)
  • Sdr. (saudara)
  • Ny. (nyonya)

12. Huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti ayah, ibu, saudara, kakek, nenek, adik, kakak, paman, bibi, yang dipakai sebagai kata ganti sapaan.
Contoh :
  • Surat dari Paman sudah saya terima.
  • Dia datang untuk menemui Ayah.

 

1. Narasi
  • Bersifat non ilmiah/fiksi
  • Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
Contoh : novel, cerpen, drama

2. Deskripsi
  • Bersifat non ilmiah/fiksi
  • Menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
Contoh : cerita tentang kesibukan di pasar, cerita tentang kemacetan di jalan

3. Eksposisi
  • Bersifat ilmiah/non fiksi
  • Memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi.
  • Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.
  • Disajikan data dan fakta-fakta untuk memperjelas pemaparannya.
Contoh : laporan kegiatan, notulen rapat

4. Argumentasi
  • Bersifat ilmiah/non fiksi
  • Bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran.
  • Pembuktian memerlukan data dan fakta yang menyakinkan.
Contoh : karya ilmiah, laporan penelitian


5. Persuasi
  • Bersifat ilmiah/non fiksi dengan pendekatan psikologis
  • Bertujuan untuk mempengaruhi pembaca.
  • Memerlukan fakta sebagai penunjang.
Contoh : iklan





HOMONIM
adalah kata yang tulisan dan cara pelafalannya sama tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh :
genting = keadaan genting = gawat
genting = genting rumah = atap
jarak = pohon jarak = tanaman
jarak = jarak jauh = ukuran
bisa = bisa berjalan = dapat
bisa = bisa ular = racun

HOMOFON
adalah kata cara pelafalannya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
kol = sayur kol = tanaman
kol = naik colt = kendaraan
bang = Bang Ali = kakak
bang = Bank Mandiri = lembaga penyimpanan uang

HOMOGRAF
adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh :
seri = berseri-seri = gembira
seri = bermain seri = seimbang
teras = pejabat teras = inti
teras = teras rumah = bagian depan rumah
apel = makan apel = buah
apel = apel bendera = upacara
apel = kencan

SINONIM
adalah persamaan makna antara dua kata atau lebih.
Contoh
agar = supaya
ahli = pakar
badai = topan
bagan = skema
benar = betul
agung = besar


 

Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas.

Jenis-jenis kata:

1. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar sesuai dengan EYD, tata bahasa Indonesia, dan kamus umum.
Contoh : saya, ibu, dilihat, bertemu.

2. Kata Tidak Baku
Kata yang pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar.
Contoh : nyokap, liatin, ketemu

3. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh : Aku senang karena engkau datang.

4. Kata Jadian
Kata jadian adalah awalan atau akhiran dari bentuk dasar yang berupa gabungan kata.
Penulisannya serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh :  bertanggung jawab, tanda tangani, menitikberatkan.

5. Kata Majemuk
Kata majemuk merupakan gabungan dua buah kata atau lebih yang membentuk arti baru.
Gabungan kata haruslah menerangkan seluruh gabungan yang ada sebagai satu kesatuan bentuk, bukan menerangkan salah satu kata dari gabungan itu.
Contoh : makan hati   :  susah atau sedih
  panjang tangan :  suka mencuri
  keras kepala  :  susah diatur
  besar kepala  :  sombong
  tinggi hati  :  sombong
  buah hati  :  kesayangan
  buah tangan  :  oleh-oleh

Selanjutnya:

6. Kata Kerja
7. Kata Sifat
8. Kata Bilangan
9. Kata Ganti
10. Kata Tanya
11. Kata Seru (interjeksi)
12. Kata Depan
13. Kata Keterangan
14. Kata Sambung
15. Kata Si dan Sang
16. Kata Khusus
17. Kata Umum
18. Kata Serapan



Kata ulang adalah bentuk pengulangan kata dasar.  
Biasanya menggunakan tanda hubung ( - )

Jenis-jenis kata ulang :

1. Kata Ulang Murni (dwilingga)
Kata ulang murni merupakan bentuk pengulangan kata dasar.
Contoh :  murid-murid, buku-buku
Arti yang terbentuk dari kata ulang murni antara lain :

a. menyatakan intensitas kuantitatif (banyak tak tertentu)
    Contoh :  orang-orang, burung-burung
b. menyerupai
    Contoh : kuda-kuda, siku-siku
c. melemahkan arti atau ketidaktentuan
    Contoh :  apa-apa, ragu-ragu
d. intensitas kualitatif (bersifat menegaskan)
    Contoh :  tinggi-tinggi, bagus-bagus
e. menyatakan himpunan (kolektif)
    Contoh :  dua-dua, tiga-tiga
f. menyatakan kesamaan sifat
    Contoh :  besar-besar, kecil-kecil

Berdasarkan letak kalimat utamanya :
  1. Paragraf deduktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal kalimat.
  2. Paragraf induktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir kalimat.
  3. Paragraf campuran yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf.
  4. Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu paragraf yang gagasan utamanya tersebar secara seimbang dan merata pada setiap kalimat. Contohnya pada karangan berbentuk naratif dan deskriptif.

Berdasarkan tujuannya :
  1. Paragraf pembuka yaitu paragraf yang berperan sebagai pengantar masalah yang akan disampaikan dalam isi karangan.
  2. Paragraf penghubung yaitu paragraf yang berisi seluruh persoalan dalam suatu karangan.
  3. Paragraf penutup yaitu paragraf yang berisi kesimpulan atas uraian yang dikemukaan untuk mengakhiri suatu karangan.

KATA

Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas.

Jenis-jenis kata

1.    Kata Baku
Kata baku adalah kata yang pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar sesuai dengan EYD, tata bahasa Indonesia, dan kamus umum.
Contoh :  saya, ibu, dilihat, bertemu.


2.    Kata Tidak Baku
Kata yang pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar.
Contoh :  nyokap, liatin, ketemu


3.    Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh :  Aku senang karena engkau datang.


4.    Kata Jadian
Kata jadian adalah awalan atau akhiran dari bentuk dasar yang berupa gabungan kata.
Penulisannya serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh :  bertanggung jawab, tanda tangani, menitikberatkan.


5.    Kata Majemuk
Kata majemuk merupakan gabungan dua buah kata atau lebih yang membentuk arti baru.
Gabungan kata haruslah menerangkan seluruh gabungan yang ada sebagai satu kesatuan bentuk, bukan menerangkan salah satu kata dari gabungan itu.
Contoh :   makan hati                à  susah atau sedih
                  panjang tangan        à  suka mencuri
                  keras kepala             à  susah diatur
                  besar kepala             à  sombong
                  tinggi hati                  à  sombong
                  buah hati                   à  kesayangan
                  buah tangan             à  oleh-oleh

6.    Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak gerik atau cara menjalankan dan berbuat.
Macam-macam kata kerja

Ø  Kata kerja aktif yaitu kata kerja yang berawalan me- dan ber- dan berfungsi sebagai predikat (subjeknya melakukan pekerjaan).
Contoh :  membaca, menulis, berlari, belajar

Ø  Kata kerja pasif yaitu kata kerja yang berawalan di-, ter- atau ke- dan berfungsi sebagai predikat (subjeknya dikenai pekerjaan).
Contoh  :  dibaca, ditulis, terjatuh

7.    Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang memperjelas sifat dan keadaansuatu benda atau yang dibendakan.
Macam-macam kata sifat :

Ø  Kata dasar                 à  manis, besar, jauh, lemah, tinggi
Ø  Kata jadian                à  terharu, terindah, berharga
Ø  Kata ulang                à  jauh-jauh, kekanak-kanakan
Ø  Kata serapan                        à  kreatif, canggih
Ø  Kelompok kata          à  murah hati, ringan tangan


8.    Kata Bilangan
Kata bilangan adalah bentukan kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suat benda atau yang dibendakan.
Macam-macam kata bilangan :

Ø  Kata bilangan utama
Contoh :  satu, dua, tiga
Ø  Kata bilangan bertingkat
Contoh  :  bab satu, raja kesepuluh
Ø  Kata bilangan kumpulan
Contoh  :  kedua orang itu, kesepuluh pemain
Ø  Kata bilangan himpunan
Contoh :  satu-satu, dua-dua
Ø  Kata bilangan tak tentu
Contoh :  beberapa, semua, sebagian, tiap-tiap, masing-masing, seluruh
Ø  Kata Bantu bilangan
Contoh :  selembar kertas, sebatang pohon, setangkai bunga

9.    Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.
Macam-macam kata ganti :
Ø  Kata ganti orang  (pronominal)
Contoh :         orang pertama tunggal       :  saya, aku
                        orang pertama jamak                       :  kami, kita
                        orang kedua tunggal                       :  kamu, engkau, anda
                        orang kedua jamak              :  kalian
                        orang ketiga tunggal                       :  ia, dia, beliau
                        orang ketiga jamak              :  mereka
Ø  Kata ganti kepunyaan  (ku, kau, mu, nya)
Contoh :         bentuk sempurna                :  buku saya, rumah kamu
                        Bentuk ringkas                     :  bukuku, rumahmu

Ø  Kata ganti penunjuk
Contoh :         sesuatu yang dekat             :  ini, sini
                        sesuatu yang agak jauh     :  itu, situ
                        sesuatu yang jauh               :  sana

Ø  Kata ganti penghubung (untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat)

10. Kata Tanya
Kata tanya adalah kata yang digunakanutnuk menanyakan benda, barang atau seorang.
Contoh :
      Apa                 à  menanyakan benda, hal, dan binatang
      Siapa              à  menanyakan orang
      Kapan                        à  menanyakan waktu
      Berapa                       à  menanyakan jumlah
      Di mana         à  menanyakan tempat
      Bagaimana   à  menanyakan keadaan
      Mengapa       à  menanyakan alas an
11. Kata Seru (interjeksi)
Kata seru adalah kata yang mengungkapkan rasa hati manusia seperi perasaan gembira, sedih, heran.
Contoh :  asyik, hai, halo, aduh

12. Kata Depan
Contoh kata depan adalah di, ke, dari
Kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
13. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan atau penjelasan pada kata lainnya.
Macam-macam kata keterangan

Ø  Kata keterangan bentuk dasar
Contoh :  sangat, hanya, lebih, segera
Ø  Kata keterangan bentuk turunan
Contoh :  diam-diam, setinggi-tingginya, habis-habisan, sebaiknya.
Pembentukan kata keterangan bentuk turunan :
a.    mengulang kata dasar yang menyertainya à  pelan-pelan, cepat-cepat
b.    mengulang kata dasar dan diberi akhiran –an  à  mati-matian, mudah-mudahan
c.    mengulang kata dasar dan diberi imbuhan se-nya  à  sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya.
d.    Menambahkan imbuhan se-nya à  sebaiknya, sesungguhnya
e.    Menambahkan –nya pada kata dasar à  rupanya, biasanya
14. Kata Sambung
Kata sambung adalah kata yang digunakan untuk menggabungkan kalimat tunggal dengan kalimat tunggal lainnya.
Macam-macam kata sambung

Ø  Penjumlahan                        à  dan, serta, kemudian
Ø  Perlawanan              à  tetapi, melainkan, tidak hanya
Ø  Pemilihan                              à  atau
Ø  Hubungan waktu                 à  sejak, sedari, ketika, sambil, sebelum, sesudah, tatkala
Ø  Hubungan syarat                 à  jika, kalau
Ø  Hubungan tujuan                à  agar, supaya
Ø  Hubungan pertentangan   à  walaupun, bagaimanapu, kendatipun
Ø  Hubungan perbandingan  à  seperti, ibarat, bagaikan
Ø  Hubungan sebab                à  sebab, karena, oleh karena
Ø  Hubungan akibat                 à  sehingga, maka, sampai dengan
Ø  Hubungan cara                    à  dengan
Ø  Hubungan sangkalan        à  seolah-olah, seakan-akan
Ø  Hubungan kenyataan        à  perihal
Ø  Hubungan hasil                   à  makanya
Ø  Hubungan penjelasan       à  bahwa
Ø  Hubungan atributif  à  yang, yang –nya

15. Kata Si dan Sang
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :  sang pemimpi, si kancil
16. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal yang sempit atau hanya meliputi aspek tertentu.
Contoh :
Melihat kata khususnya :  menengok, menatap, melirik, menjenguk
Binatang kata khususnya :  anjing, kucing, burung, ayam
Bunga kata khususnya :  mawar, melati, anggrek, anyelir
17. Kata Umum
Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal umum dan menyangkut aspek-aspek yang lebih luas.
Contoh :  baju kurung, pupuk, dekorasi, zebra cross
18. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang merupakan hasil serapan dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Contoh :  aksesori, aktif, aktivitas, ambulan, apotek, kompleks, efektif, efisien.
KATA ULANG
Kata ulang adalah bentuk pengulangan kata dasar. 
Biasanya menggunakan tanda hubung ( - )
Jenis-jenis kata ulang :

1.    Kata Ulang Murni (dwilingga)
Kata ulang murni merupakan bentuk pengulangan kata dasar.
Contoh :  murid-murid, buku-buku
Arti yang terbentuk dari kata ulang murni antara lain :
a.    menyatakan intensitas kuantitatif (banyak tak tertentu)
Contoh :  orang-orang, burung-burung
b.    menyerupai
Contoh : kuda-kuda, siku-siku
c.    melemahkan arti atau ketidaktentuan
Contoh :  apa-apa, ragu-ragu
d.    intensitas kualitatif (bersifat menegaskan)
Contoh :  tinggi-tinggi, bagus-bagus
e.    menyatakan himpunan (kolektif)
Contoh :  dua-dua, tiga-tiga
f.     menyatakan kesamaan sifat
Contoh :  besar-besar, kecil-kecil
2.    Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk-bentuk pengulangan kata dasar yang telah mendapat imbuhan.
Arti yang terbentuk dari kata ulang berimbuhan antara lain :
a.    bermacam-macam
Contoh :  sayur-sayuran, buah-buahan
b.    tiruan atau menyerupai
Contoh :  mobil-mobilan, orang-orangan
c.    saling
Contoh :  bersalam-salaman, pukul-memukul
d.    saling (tidak beraturan)
Contoh :  berlari-larian, berkejar-kejaran
e.    melemahkan arti
Contoh  :  sakit-sakitan
f.     bersifat seperti
Contoh :  kekanak-kanakan, kebarat-baratan
g.    menyatakan berulang-ulang
Contoh  :  melambai-lambai, mengangguk-angguk
h.    menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan
Contoh :  tulis-menulis, tali-temali
3.    Kata Ulang Berubah Bunyi
Kata ulang berubah bunyi merupakan bentuk pengulangan kata dasar yang telah berubah fonemnya, baik vokal maupun konsonan.
Arti yang terbentuk dari kata ulang berubah bunyi adalah :
a.    menyatakan sering atau berkali-kali
Contoh :  bolak-balik, pontang-panting
b.    menguatkan arti
Contoh :  hiruk-pikuk, compang-camping
c.    menyatakan banyak
Contoh :  sayur-mayur, warna-warni
4.    Kata Ulang Dwipurna
Kata ulang dwipurna merupakan bentuk pengulangan pada suku pertama suatu kata dasar dengan membuat variasi e (pepet) pada vokal pertama kata itu.
Contoh :  tamu   à  tetamu
                  Daun  à  dedaunan

Hakikat Bahasa dan Belajar Bahasa

  1. Hakikat Bahasa
  1. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengadung beberapa sifat yakni sistematik, mana suka, manusiawi dan komunikatif. Disebut sistematik karena bahasa diatur oleh system. Setiap bahasa mengandung dua system, yaitu system bunyi dan system makna.

  1. Bentuk  dan Makna
Bahasa yang menggunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama, yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk merupakan bagian yang dapat diserap oleh unsur panca indera (mendengar atau membaca). Bagian ini terdiri dari 2 unsur yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur spersegmental secara hierarkis dari segemen yang paling besar samapai segmen yang paling kecil, yaitu wacana, paragraph, kalimat, prase, kata, morpem dan ponem.
Unsur supersegmental terdiri atas intonasi. Unsur-unsur intonasi adalah: tekanan (keras lembut ujaran), nada (tinggi rendah ujaran), durasi (panjang pendek waktu pengucapan), pengertian (yang membatasi arus ujaran).

  1. Fungsi Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut:
a.    Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antara anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyakat.
b.    Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara.
c.    Funsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat.
d.    Funsi kontrak sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

Fungsi Khusus Bahasa Indonesia
Fungsi itu adalah:
a.    Alat untuk menjalankan administasi Negara.
b.    Alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
c.    Wadah penampung kebudayaan.

  1. Ragam Bahasa
Ragam bahasa dapat diklasikafikasikan berdasarkan bidang wacana. Dengan dasar ini ragam bahasa dapat dibedakan atas:
a.    Ragam ilmiah, yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, ceramah, tulisan-tulisan ilmiah.
b.    Ragam populer, yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari dan dalam tulisan populer.
Ciri ragam bahasa baku adalah:
a.    Memiliki sifat kemantapan dinamis artinya konsisten dengan kaidah dan aturan yang tetap.
b.    Memiliki sifat kecendikiawan.
c.    Bahasa baku dapat mengungkapkan penlaran atau pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal. 
  1. Belajar Bahasa
Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman. (Robert M. Cagne, 1984, The Condition of Learning and Theory of instruction). Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Artinya di dalam proses belajar terdapat menentukan keberhasilan belajar.

1.    Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa
Kondisi eksternal adalah faktor di luar diri murid, seperti lingkungan sekolah, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, masyarakat. Kondisi eksternal terdiri dari 3 prinsip belajar, yaitu:
a.    Memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yang diharapkan.
b.    Pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
c.    Penguatan respon yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respon itu.
Kondisi intern adalah faktor dalam diri murid yang terdiri atas:
a.    Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar
b.    Tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa  
c.    Adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak

2.    Jenis keterampilan dan perilaku dalam proses belajar bahasa
Vallete dan Disk mengelompokkan tujuan-tujuan pengajaran bahasa berdasarkan atas keterampilan dan jenis perilakunya.
Keterampilan-keterampilan tersebut dibedakan antar perilaku internal dan perilaku eksternal, antara lain:
a.    Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan mekanis berupa hafalan atau ingatan.
b.    Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi pengetahuan tentang fakta kaidah tentang bahasa yang dipelajari.
c.    Tahap ketiga adalah keterampilan transfer. Perilaku yang mengeringi keterampilan ini adalah kemampuan reseptif.
d.    Tahap keempat adaalh komunikasi. Penggunaan bahasa yang dipelajari sebagai sarana komunikasi.
e.    Tahap kelima adalah kritik. Kemampuan menganalisis dan mengetahui karangan atau karya tulis maupun lisan. 
Strategi Pembelajaran Belajar

  1. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Di dalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Ciri- ciri metode belajar yang baik, yaitu:
1.    Mengundang rasa ingin tahu murid
2.    Menantang murid untuk belajar
3.    Mengaktifkan mental, fisik dan psikis murid
4.    Memudahkan guru
5.    Mengembangkan kreativitas murid
6.    Mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari. 
Beberapa metode yang dikuasai guru dalam mengatur strategi pembelajaran bahasa, yaitu:
1.    diskusi
2.    inkuiri
3.    sosiodrama atau bermain peran
4.    Tanya-jawab
5.    penugasan
6.    latihan
7.    bercerita
8.    pemecahan masalah
9.    karya wisata

  1. Contoh Penerapan Teknik Penyajian dalam Strategi Pembelajaran Bahasa
  1. Teknik Diskusi
Tujuan penggunaan teknik diskusi agar siswa dapat:
a.    Mengembangkan pengetahuannya untuk memgatasi masalah
b.    Menyampaikan pendapatnya dengan bahasa yang baik dan benar
c.    Menghargai pendapat orang lain
d.    Berfikir kreatif dan kritis
Dalam teknik diskusi siswa dilatih untuk;
a.    merumuskan masalah
b.    menetapkan tema pembicaraan
c.    menyampaikan pendapat dengan bertanggung jawab
d.    menarik kesimpulan
e.    menyusunan laporan diskusi

  1. Inkuiri
Inkuiri adalah suatu cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas yang dapat dilakukan dengan cara murid-murid diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga  ia dapat menemukan cara penyelesaiannya.
Tujuan teknik inkuiri, adalah:
a.    Membentuk dan mengembangkan rasa percaya diri.
b.    Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
c.    Mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
d.    Memberi siswa kesempatan untuk belajar sendiri.
e.    Mendorong murid memperoleh informasi.
Dengan teknik inkuiri ini siswa dilatih untuk:
a.    Menyusun rencana kegiatan
b.    Menentukan sasaran kegiatan
c.    Menentukan target kegiatan
d.    Berkomunikasi dengan orang lain
e.    Mencari sumber informasi.

  1. Sosiodrama dan Bermain Peran
Teknik sosiodrama ialah mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan social antar manusi.
Teknik sosiodrama dan bermain peran adalah agar siswa dapat:
a.    memahami perasaan orang lain
b.    menempatkan diri dalam situasi orang lain
c.    mengerti dan menghargai perbedaan pendapat
Dalam sosiodrama dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berlatih:
a.    menjiwai peran yang dimainkan
b.    mengemukakan pendapat
c.    memecahkan masalah bersama
d.    menarik kesimpulan dari sebuah peristiwa, dan
e.    bersosialisai dengan lingkungan

  1. Teknik Tanya-Jawab
Tanya jawab adah suatu teknik untuk memberi motivasi para murid agar timbul keberaniannya untuk betanya atau menjawab pertanyaan guru selama proses pembelajaran berlansung.
Tujuannya adalah berikut ini:
a.    siswa dapat mengeti dan mengingat kembali materi yang dipelajari, didengar atau dibaca
b.    siswa dapat berpikir secara kronologis atau runut
c.    siswa dapat mengetahui taraf pengetahuan dan pemahamannya
d.    siswa dapat memahami bacaan
Dalam Tanya jawab siswa berlatih:
a.    merumuskan pertanyaan
b.    menyebutkan fakta
c.    menyampaikan opini atau tanggapan
d.    mengungkapkan kembali uraian secara runut
e.    mengginakan kata Tanya
f.     bersikap kritis


KALIMAT DILIHAT DARI FUNGSINYA

1.  KALIMAT HARAPAN
             Kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan keinginan untuk memperoleh sesuatu.
             Suatu harapan merupakan keinginan yang bersifat jangka panjang.
             Kalimat harapan ditandai oleh kata-kata seperti saya berharap, harapan saya, semoga,
             mudah-mudahan, insya Allah, dsb.
             Contoh   :
                 Saya berharap mereka dapat berhasil dalam ujian.

2.  KALIMAT PERINTAH
             Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
             untuk melakukan sesuatu.
             Kalimat perintah diakhiri oleh tanda seru tetapi bisa pula diakhiri oleh tanda titik.
             Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai oleh intonasi yang tinggi.
             Variasi kalimat perintah  :
             1.  Kalimat perintah biasa yang ditandai oleh partikel –lah.
                 Contoh   :
                          Buanglah sampah pada tempatnya !
             2.  Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
                 Contoh   :
                         Jangan bermain di sini, berbahaya.
             3.  Kalimat ajakan ditandai oleh kata mohon, tolong, atau silakan.
                 Contoh   :
                         Tolong jemput ayah nanti sore.

3.  KALIMAT PERMINTAAN/PERMOHONAN
             Kalimat permintaan/permohonan adalah kalimat yang menyatakan keinginan untuk diberi
             sesuatu oleh orang lain.
             Kalimat ini ditandai dengan kata saya minta, saya ingin, saya mohon.
             Contoh   :
                 Saya minta waktu sebentar, Bu.

4.  KALIMAT SAPAAN
             Kalimat sapaan adalah kalimat yang fungsinya menegur atau memanggil nama orang.
             Kalimat sapaan ditandai dengan pemakaian kata ganti orang kedua.
             Contoh   :
                 Berapa harga baju ini, Dik ?
                 Silakan Bapak duduk !

5.  KALIMAT SERU
             Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum.
             Kalimat seru ditandai dengan predikat yang berupa kata sifat.
             Kalimat seru dapat dibentuk dari kalimat berita yang predikatnya kata sifat.
             Contoh   :
                  Indah sekali pemandangan itu !
                 Alangkah bagusnya hasil karya mereka !

6.  KALIMAT TANYA
             Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang.
             Kalimat tanya sering juga disebut kalimat interogatif.
             Ada lima cara membentuk kalimat tanya :
             1.   Menambah kata apa(kah)
                 Contoh    :
                          Andi sedang belajar
                          menjadi
                          Apakah Andi sedang belajar ?

             2.   Membalikkan urutan kalimat.
                 Contoh    :
                          Dia mendapat hadiah kemarin.
                          menjadi
                          Mendapat hadiahkah dia kemarin ?

             3.   Memakai kata bukan atau tidak.
                 Contoh    :
                          Dia pandai.
                          menjadi
                          Dia pandai bukan ?

             4.   Mengubah intonasi kalimat
                 Contoh    :
                          Dia jadi pergi.
                          menjadi
                          Dia jadi pergi ?

             5.   Memakai kata tanya.
                 Contoh    :
                      a)  Apa menanyakan barang.
                      b)  Siapa menanyakan orang
                      c)  Mengapa menanyakan sebab
d)  Berapa menanyakan jumlah
                    e)  Kapan menanyakan waktu
                    f)  Di mana menanyakan tempat keberadaan
                    g)  Ke mana menanyakan tujuan
                    h)  Dari mana menanyakan tempat asal
                    i)  Bagaimana menanyakan keadaan
                    j)  Bilamana menanyakan waktu

7.  KALIMAT BERITA DEKLARATIF
            Kalimat berita deklaratif adalah kalimat yang isinya berupa penyampaian berita atau
            informasi kepada pembaca atau pendengar.
            Kaimat berita berfungsi sebgai pernyataan, pendapat, tanggapan, ataupun imbauan.
            Contoh  :
                Sepertinya nanti malam akan turun hujan.
                Sebaiknya kita tidak pergi keluar rumah karena hujan turun sangat deras.

8.  KALIMAT BERITA
            Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.
            Pada umumnya kalimat berita mendorong pendengar atau pembaca untuk memberikan
            tanggapan dalam bentuk sikap atau isyarat.
            Macam-macam kalimat berita     :
            1.  Kalimat berita kepastian
                Contoh  :
                        Ayah akan pergi ke Surabaya besok pagi.
            2.  Kalimat berita pengingkaran
                Contoh  :
                        Bukan dia pencurinya.
            3.  Kalimat berita kesangsian
                Contoh  :
                        Barangkali temanmu tidak datang hari ini.
            4.  Kalimat berita bentuk lainnya
                Contoh  :
                        Mengapa polisi menangkap Ali, tak seorangpun mengetahuinya.  Polisi berusaha
                        menemukan otak pencurian yang terjadi di rumah besar itu.

9.  KALIMAT AJAKAN
            Kalimat ajakan adalah kalimat yang menyatakan permintaan atau bujukan agar seseorang
            mau mengikuti kita.
            Kalimat ajakan ditandai dengan kata ayo, mari, yuk dan sejenisnya.
            Contoh  :
                Ayo, kita bermain sepak bola !

FRASE (KELOMPOK KATA)

Frase adalah gabungan dua buah kata atu lebih yang tidak membentuk arti baru.
Frase berbeda dengan kata mejemuk.
Frase mempertahankan makna asalnya sedangkan kata majemuk membentuk arti baru.
Contoh :
         anak rajin        : anak yang memiliki sifat rajin, tidak malas
         jauh sekali       : betul-betul jauh atau sangat jauh
         baju biru         : baju yang berwarna biru

Ciri-ciri frase :
     1.  Tidak membentuk makna baru.
     2.  Dapat disisipi kata lain.
         Contoh    :
                  ayah ibu          : ayah dan ibu
                  telur bebek       : telurnya bebek
                  mobil baru        :  mobil yang baru

Dalam kalimat pengertian frasa dapat menjadi jelas.  Dalam kalimat frase dapat menyatakan milik dan
menyatakan sifat.
     1.  Frase yang menyatakan milik :
                  Pensil adik dipinjam oleh Budi.
                  Belalai gajah sangat panjang.

     2.  Frase yang menyatakan sifat      :
                  Kami akan bermain bola di lapangan.
                  Siswa perempuan dilarang memakai rok mini.

Jenis-jenis Frase  :
     1.  Frase adjektif
         Adalah frase yang intinya merupakan kata sifat.
         Contoh    :
                  merdu sekali, sangat indah, amat nyaman, sungguh berani,  sangat rajin, dsb

     2.  Frase ambigu
         Adalah frase yang maknanya tidak jelas dan bermakna ganda.
         Contoh    :
                  perancang busana wanita
                  dapat berarti ‘perancang busana yang berjenis kelamin wanita’ atau ‘pekerjaan yang 
                  merancang busana wanita’



3.   Frase apositif
         Adalah frase yang bagian-bagiannya tidak dihubungkan dengan penghubung dan masing-masing
         bagian menunjukkan pada referen yang sama.
         Contoh   :
                  Si Joni – teman si Ali

    4.   Frase atributif
         Adalah frase yang salah satu unsurnya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan
         keseluruhannya, dan lainnya itu menjadi atributnya.
         Contoh   :
                  buku kamus, rumah bersar, tangga berjalan

    5.   Frase idiomatik
         Adalah frase yang bermakna konotasi atau makna tidak sebenarnya.
         Contoh   :
                  murah hati, rendah hati, tinggi hati

    6.   Frase koordinatif
         Adalah frase yang berinduk banyak dan bagian-bagiannya dihubungkan dengan penghubung,
         baik penghubung tunggal maupun penghubung ganda.             Ada juga yang tidak memakai kata
         penghubung.
         Contoh   :
                  orang tua atau wali, baik si Arman maupun si Soni

    7.   Frase nominal
         Adalah frase yang berintikan nominal.
         Contoh   :
                  siswa kelas tiga SMP      intinya siswa
                  bunga mawar               intinya bunga

   8.   Frase verbal
         Frase yang berinduk pada kata kerja (verba)
         Contoh   :
                 tidak membawa
                 terkadang pergi


    MAJAS

Majas (gaya bahasa) adalah bahasa kiasan atau bahasa yang indah yang ditunjukkan untuk
meningkatkan efek tertentu.

Majas terbagi menjadi 4 golongan

I.      Majas Perbandingan
        1.   Personifikasi
            Adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat
            seperti manusia.
            Contoh   :
                 Angin berbisik, burung bernyanyi menyambut surya pagi.

        2.   Metafora
            Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
            Contoh   :
                 Perpustakaan adalah gudang ilmu.

        3.   Perumpamaan
            Adalah majas perbandingan dua hal yang hakikatnya berbeda tetapi sengaja dianggap sama.
            Contoh   :
                 Keindahan Pantai Pangandaraan seperti seorang bidadari.

        4.  Alegori
            Adalah majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang
             utuh.
            Contoh   :
                 Hati-hatilah dalam mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan
                 gelombang.

II.     Majas Pertentangan
        1.   Hiperbola
            Adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud untuk
             memperhebat meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
            Contoh   :
                 Karena ketakutan pencuri itu mengambil langkah seribu.


2.  Litotes
             Adalah majas yang ditujukan untuk mengurangi atau mengecil-ngecikan pernyataan yang
             sebenarnya dengan maksud untuk merendahkan diri.
             Contoh    :
                  Semoga kamu dapat menerima pemberian yang tidak berharga ini.

         3.  Ironi
             Adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir
             atau memperolok-olok.
             Contoh    :
                  Tulisannya terlalu bagus sampai-sampai tidak bisa terbaca.

         4.  Oksimorom
             Adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
             Contoh    :
                  Yang tetap dalam dunia ini adalah perubahan.

III.     Majas Pertautan
         1.  Metonimia
             Adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang,
             barang atau hal lainnya sebagai penggantinya.  Dapat disebut penciptanya jika yang
             dimaksud adalah ciptaan atau buatannya, atau disebut bahan dari barang yang dimaksud.
             Contoh    :
                  Kami merencanakan naik Garuda jika pergi ke Yogyakarta.

         2.  Sinekdoke
             Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atu
             sebaliknya.
             Contoh    :
                  Indonesia meraih medali emas dalam kejuaraan itu.

         3.  Alusi
             Adalah majas yang menunjukkan secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa
             yang sudah diketahui bersama.
             Contoh    :
                  Banyak korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi.

         4.  Elipsis
             Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
             Contoh    :
                  Kami sekeluarga sedang ke Tasikmalaya.

5.  Inversi
             Adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
             Contoh    :
                  Paman saya petani         =        Petani paman saya.

IV.      Majas Perulangan
         1.  Aliterasi
             Adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
             Contoh   :
                  Dara damba daku, datang dari danau

         2.  Antanaklasis
             Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
             Contoh   :
                  Kita harus saling menggantungkan diri satu sama lain.  Kalau tidak, kita telah
                  menggantungkan diri sendiri.

         3.  Repetisi
             Adalah majas pengulangan kata-kata sebagai penegas yang diurut dalam baris yang
             berbeda.
             Contoh   :
                  Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.

         4.  Paralelisme
             Adalah majas pengulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi.
             Contoh   :
                  Sunyi itu duka
                  Sunyi itu kudus
                  Sunyi itu lupa
                  Sunyi itu lampus

         5.  Kiasmas
             Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi.
             Contoh   :
                  Dalam kehidupan ini banyak orang pintar yang mengaku bodoh dan orang bodoh yang
                  merasa dirinya pintar.



BEBERAPA ISTILAH DALAM BAHASA INDONESIA
HOMONIM
adalah kata yang tulisan dan cara pelafalannya sama tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh :
            genting          =  keadaan genting =  gawat
            genting          =  genting rumah     =  atap
            jarak                =  pohon jarak           =  tanaman
            jarak                =  jarak jauh              =  ukuran
            bisa                 =  bisa berjalan         =  dapat
            bisa                 =  bisa ular                =  racun

HOMOFON
adalah kata cara pelafalannya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
            kol       =  sayur kol                =  tanaman
            kol       =  naik colt                 =  kendaraan
            bang   =  Bang Ali                =  kakak
            bang   =  Bank Mandiri        =  lembaga penyimpanan uang               
           
HOMOGRAF
adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh :
            seri      =  berseri-seri            =  gembira
            seri      =  bermain seri          =  seimbang
            teras   =  pejabat teras         =  inti
            teras   =  teras rumah          =  bagian depan rumah
            apel    =  makan apel           =  buah
            apel    =  apel bendera        =  upacara
            apel    =  kencan


SINONIM
adalah persamaan makna antara dua kata atau lebih.
Contoh
            agar                =  supaya
            ahli                 =  pakar
            badai              =  topan
            bagan             =  skema
            benar              =  betul
            agung                        =  besar



ANTONIM
adalah kata-kata yang berlawanan maknanya
Contoh : 
            siang  ><   malam
            hidup  ><   mati
            gelap  ><   terang


MORFOLOGI
adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata

MORFEM
adalah unsur pembentuk kata.
Terdiri dari
  1. Morfem bebas
adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan menjadi dasar pembentuk kata lain (kata dasar)
Contoh :  bawa, dapat, buat, hasil dll

  1. Morfem Terikat
      adalah morfem yang melekat pada bentuk lain.
      Contoh :  pe – an, ber – an, me- kan dll
FONOLOGI
adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi ujaran.
FONEM
adalah kesatuan terkecil yang terjadi dari bunyi ujaran yang dapat membedakan arti

Macam-macam bunyi ujaran :
Vokal
adalah huruf hidup
Contoh :
            a, e, i, o dan u
Konsonan
adalah huruf mati
Contoh
            b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z
Diftong
adalah huruf yang melambangkan bunyi rangkap
Contoh
           
Huruf
Vokal
Contoh pemakaian dalam kata
di awal
di tengah
di akhir
ai
ain
syaitan
pandai
au
aula
saudara
harimau
oi
-
boikot
amboi

SINGKATAN
Singkatan terbagi menjadi dua macam.
Singkatan
adalah bentuk kata atau gabungan kata yang diperpendek dengan satu huruf atau lebih.
Contoh :
            DPR, PGRI, BI, sdr, bpk, yth, dll
Akronim
adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal atau gabungan suku kata dari deret kata dan membentuk suatu kata.
Contoh :
            UNPAD, LAN, Pemilu, Rapim, Iwapi, Kowani, Puskesmas

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA

Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
  • Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
    Contoh :
    1. Juanda memelihara binatang langka
    Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
    memelihara adalah )
    Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban

    2. Meja itu dibeli oleh paman.
    Apa dibeli ? = jawab Meja
Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku

S P

2 Ciri-Ciri Predikat

Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

3 Ciri-Ciri Objek

Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4 Ciri-Ciri Pelengkap

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a.    Pemuda itu bersenjatakan parang.
b.    Kata parang adalah pelengkap.
c.    Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)

5 Ciri-Ciri Keterangan

Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

Kalimat Verbal dan Nominal

1. Kalimat verbal. yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja.
Contoh:
  • Adik tidur.
  • Dia tidak melamun, tetapi berpikir,
2. Kalimat nominal, yaitu Kalimat yang predikatnya bukan kata kerja.
  • Nartosabdo dalang.
  • Mereka murid-murid kebanggaan.
  • Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin

Frase

Frase adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi
batas fungsi.
Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau
objek (O) atau keterangan (K).
Frase dibedakan atas:
a. Frase endosentris, ada dua macam:
1.
Endosentris koodinatif (setara), yaitu frase yang setidaknya memiliki dua inti.
Misalnya: meja kursi, maju mundur, bapak ibu.
2.
Endosentris atributif (frase bertingkat), yaitu frase yang terdiri atas unsur inti
(Diterangkan/D) dan unsur penjelas (Menerangkan/M).
Misalnya: pegawai negeri,perusahaan rokok, tidak pergi

Frase bertingkat mempunyai pola
DM, MD dan MDM( dalam frase bertingkat hanya ada satu unsur inti (D) sedangkan penjelasnya boleh lebih dari satu.

Contoh:
baju baru
D M

anak manis
D M

sebatang rokok kretek
M D M

sebuah rumah mewah
M D M

seorang guru
M D

sepotong roti
M D

2. Frase eksosentris.
sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu(atau lebih) unsur pembentukannya.
Contoh :
dari sekolah (kata keterangan) dari (kata depan) sekolah (kata benda),
yang memimpin(kata benda) yang (kata tugas) memimpin (kata kerja
Menurut jenis kata, frase dibedakan:
-frase nominal (kata benda)
-frase verbal (kata kerja)
-frase adjektival (kata sifat)
-frase numeralia (kata bilangan)
-frase adverbial(kata keterangan)
-frase preposisional (kata depan)

 

Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama

1. Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.

2. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik
Contoh
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.
Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh 1
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2. MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Pengembangan Umum-Khusus
Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.
2. Pengembangan Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Contoh
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

 

Kalimat Langsung dan Tak Lansung

Kopentensi :
1.
Siswa dapat menuliskan kalimat langsung dengan benar.
2. Siswa dapat mengubah kalimat langsung ke tak langsung atau sebaliknya
3. Siswa dapat menggunakan dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari

Kalimat langsung adalah : Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.
Contoh :
Kata Desmon,”
Anggel nanti pulangnya saya antar!”
“Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya?” kata Desmon.
Kata Desmon disebut kalimat pengiring.
Jikapengiring di belakang perhatikan tanda baca sebelum tanda kutib( Jika kalimat tanya dan perintah sebelum tanda kutib menggunakan tanda ? atau ! jika kalimat berita menggunakan koma. Selain itu Huruf awal di pengiring huruf kecil perhatikan contoh berikut.
1. ” Kapan bukuku kamu kembalikan? tanya Samid.
2. ” Belikan saya mobil baru! pinta Tria.
3. ” Saya akan datang nanti malam
, kata Hamid.
Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung
Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Langsung —>Tak Lansung
Saya —-> Dia
Kamu —–> Saya
Kalian —–> Kami
Kami —–> Mereka
Kita —–> Kami

Ada alternatif lain agar tidak menghafal :
Caranya Posisikan diri anda menjadi orang yang diajak bicara setelah itu informasikan kepada orang ketiga.
Contoh : Kata Dhani,” Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”
Maka anda menjadi orang yang diajak bicara Dhani,
Setelah itu ada orang lain yg bertanya : Dhani tadi bicara apa?
jawab:
Dhani mengatakan supaya
saya membatu dia menyelesaikan tugas.
Jawaban anda itulah kalimat tak langsungnya.

Selamat mencoba.
1. Paman mengatakan,” Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.”
2. Kata Ketua Rombongan,” Terimakasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami,”
Kalimat Tak Lansung.
Kalimat menyatakan isi ujaran orang ketiga tanpa mengulang kata-katanya secaraCara merubah Kalimat tak langsung ke Kalimat langsung.
Contoh :
Webby mengatakan bahwa dia akan datang kerumahku nanti sore.
Untuk merubahnya maka anda harus :
1. Menerka kira-kira Webby bicaranya apa saat itu.
2. Ubahlah kembali ke Tak Langsung lagi sebagi cek ulang.
Hasilnya :

Kata Webby,” Saya nanti sore akan kerumahmu.”

 

Polisemi dan Homonim

Polisemi adalah : Satu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
a.   Saya masih punya hubungan
darah dengan keluarga Bu Rani.
b.  Tubuhnya berlumuran
darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik.
Perhatikan kata darah pada kalimat a berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat b berarti  zat merah dalam tubuh kita(Makna denotasi).

Homonim adalah : Dua kata yang bentuk penulisan dan pengucapanya sama  tetapi
artinyaberbeda.
Contoh:
a.   Saya sudah
bisa menyetir mobil. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi)
b.   Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikan.(artinya racun
makna denotasi)

 

Deskripsi

Contoh paragraf deskripsi
Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kepla di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segarpenuh gairah,dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batng-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh embusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona. Ketika angin tiba-tiba bertiup lebih kencang pelepah-pelepah itu serentak terjulur sejajar satu arah, seperti tangan-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran . Pohon-pohon kelapa itu tumbuh di tanah lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang memberi kesan lembut dibatang sengon yang lurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya yang mulai mekar kuning dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada bunga bungur yang unguberdekatan dengan phon dadap dengan kembangnya yang benar-benar merah. Dan batang-batang jambe rowe sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpanjang disana.

Teknik Penulisan Deskripsi Sebuah Ruangan (Benda)
  • Tentukan sebuah ruangan yang akan dideskripsikan misalnya; ruangan dapur yang ada seseorang di dalamnya.
  • Lakukanlah observasi dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra; mata, telingan, hidung, kulit (untuk suhu udara), serta lidah jika sempat mencicipi makanan yang sudah selesai dimasak.
  • Mulailah dengan sebuah ‘kesan pertama’ lakukan pengembangan observasi berdasarkan spasi, menyapu pandangan dari kanan ke kiri, atau dari kiri ke kanan.
  • Selipkan beberapa referensi yang diketahui dari pengalaman sebelumnya, misalnya aroma yang menunjukkan bahwa dapur itu sedang menyiapkan makanan tertentu.
  • Pada akhirnya, sediakan satu alinea untuk kembali ke “kesan pertama” tadi, dan cari upaya untuk mengakhiri tulisan itu misalnya “ koki” dapur memandangi Anda dengan curiga.
Imbuhan Asing
Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari bahasa daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat produktif, lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.
 Kopetensi yang harus dimiliki siswa
1. Siswa dapat menentukan jenis Imbuhan Asing.
Contoh perintah soal : Kalimat berikut yang menggunakan ibuhan asing adalah ?
2. Siswa dapat menentukan arti imbuhan asing.
Contoh perintah soal :
a. Nosi (arti ) imbuhan asing pada kalimat berikut adalah….
b. Imbuhan asing yang berarti ………….(misal intesitas) terdapat dalam kalimat.
3. Siswa dapat menggunakan ibuhan asing dengan tepat.
Contoh perintah soal :
a. Penggunaan imbuhan asing “isme yang tepat adalah….
b. Penggunaan imbuhan asing yg tepat terdapat dalam kalimat…

Macam-macam Imbuhan Asing dan maknanya
A. Imbuhan asing dari bahasa Daerah
(1) Awalan tak = tidak
Contoh: tak sadar,tak aktif,tak sosial,dsb.
(2) Awalan serba = seluruhnya/semuanya
Contoh: serba merah, serba susah,dsb.
(3) Awalan tuna = kehilangan sesuatu,ketiadaan, cacad.
Contoh: tuna karya, tuna wisma, tuna susila, dsb.
B. Imbuhan asing dari bahasa Sanskerta
1. Bentuk awalan sebagai berikut:
Awalan maha = sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan
dwi = dua, dsb
Contoh:
(a). Para mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi.
(b). Zaman prasejarah manusia belum mengenal tulisan.
2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing (wan, -man, -wati,i, iah ,isasi, isme, isasi)
Nosi atau arti :
1. Menyatakan orang yang ahli
Misalnya : ilmuwan, rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb.
2. Menyatakan orang yang mata pencahariannya dalam bidang tertentu
Misalnya : karyawan, wartawan, dan industriwan
3. Orang yang memiliki sifat khusus
Misalnya : hartawan dan dermawan
4. Menyatakan jenis kelamin
5. Menyatakan sifat contoh alami, badani, insani, hewani, artinya
menyatakan ‘
6. Menyatakan bersifat bersifat, duniawi, manusiawi, dan surgawi,
Dalam mempelajari Imbuhan ini sebagian siswa belajar dengan cara menghafal arti maupun fungsinya . Perhatikan cara mencari fungsi imbuhan dan arti imbuhan berikut.
Cara mencari arti imbuhan
Pemerintah sedang menggalakkan program komputerisasi di perkantoran.
Kata computer mendapat imbuhan isasi
Apa nosi /arti isasi pada kata komputerisasi ?
Jawab :
Menyatakan proses.
Pemerintah sedang menggalakkan program computer…… di perkantoran.

Sebenarnya arti atau nosi imbuhan tak ubahnya kita mencari sinonim dari imbuhan tersebut. Coba kamu cari kata yg tepat untuk mengisi titik-titik itu. (itulah arti imbuhannya) Bahkan jika soal adalah pilihan ganda anda tinggal memasukkan satu persatu dari jawaban ke titik-titik itu. NIscaya anda akan menemukan sinonimnya.
Pengecualian Imbuhan.

Sejarah + wan = sejarawan — bukan sejahwan
Rohani + iah = rohaniah —- bukan rohaniiah

Sejarah di akhiri konsonan “h” dan mendapat imbuhan yang diawali Konsonan “w”
Rohani di akhiri vocal “i”dan mendapat imbuhan yang diawali vocal “i”
Jadi jika huruf akhir bertemu dengan akhiran yang sejenis akan luluh salah satunya.

KALIMAT AKTIF DAN PASIF

Kalimat aktifKalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.
Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai pelaku.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3.
Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh :
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.
Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan.
Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1.    Subjek akan menjadi Objek
2.    Predikat berimbuhan me – ~ di-
3.    Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.

Contoh :
1.
Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
     S           P           O           K
Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif)
  S          P           O       K
2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)
S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )
Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif)
S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)

 

Belajar Majas atau Gaya Bahasa

Banyak yang mengalami kesulitan yang di alami siswa dalam belajar majas gaya bahasa.
Mengapa ? karena siswa lebih banyak menghafal dan meninjau dari sisi definisi.
Ada cara yang lebih Praktis untuk belajar ini. Perhatikan contoh berikut :
Majas Personifikasi = Membandingkan benda mati seolah-olah hidup
Ombak pantai menyapu gubuk-gubuk di Pantai Parangtritis.
Perhatikan kata kerjanya adalah menyapu
Ombak = benda mati melakukan tindakan menyapu (ombak tidak bisa melakukan itu)
Jadi pada majas ini yg diperhatikan adalah pekerjaan kalau pelaku tidak bisa melakukan maka Personifikasi.
Coba-coba

Majas perbandingan

  1. Alegori: Menyatakan perbandingan secara menyeluruh :
    Contoh : Mereka mengarungi bahtera kehidupan.
  2. Simile , Asosiasi, perumpamaan : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti bak,bagai,laksana, umpama, seperti, tak ubahnya dll.
    Contoh : Perilakunya seperti binatang.
    Dalam majas ini mempunyai ciri kata hubung diatas, jadi jika menentukan majas carilah yang menggunakan kata hubung tersebut
  3. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis.
    Majas ini biasanya menggunakan ungkapan.
    Contoh : Dewi malam leuar dari peraduannya
    Pemuda sebagai tunas-tunas bangsa harus bekerja keras.
  4. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
    Dalam majas ini perhatikan menggunakan merek.
    Contoh : Ayah ke Jakarta naik Garuda.
    Ibu naik honda ke pasar.
  5. Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh : Silahkan singgah ke gubuk kami. ( gubuk yang di maksud adalah rumah)
    Wah, saya ini hanya pelengkap saja.( berperan penting)
  6. Hiperbola(melebih-lebihkan) : Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
    Contoh : Suaranya menggema di angkasa.
    Mobil itu hancur lebur. (hancur lebur berarti tidak berwujud lagi)
  7. Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.
  8. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
    COntoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
    ( batang hidungnya mewakili seluruh tubuh)
  9. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
    Contoh : Indonesia bertanding Volly melawan Thailand.
    (menyebutkan seakan-akan seluruh bangsa Indonesia bermain
    padahal hanya 6 orang yg bermain)

    Dalam mengahafal sinekdoce yang terbagi pars pro toto dan tontem pro parte sering terbalik agar tidak terbalik gunakan trik :
    Pars = sebagian artinya sebagian untuk seluruh.
  10. Eufimisme (memperhalus pernyataan): Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    contoh : Maaf bapak ini pendengarannya sudah berkurang.(
    Orang tersebut tuli)
    Mohon ijin ke belakang .(ke WC)

Kalimat majemuk

 KALIMAT MAJEMUK
Suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada.
Kalimat majemuk dibagi menjadi :
  1. 1.Kalimat majemuk setara (koordinatif)
  2. 2.Kalimat majemuk rapatan
  3. 3.Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif)
  4. 4.Kalimat majemuk campuran
A. Kalimat majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah :
Kalimat gabung yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat.
Ciri-ciri :
  1. 1.Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
  2. 2.Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
  3. 3.Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
  4. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P 
 Jenis majemuk Setara
1. Setara Sejalan (kata hubungnya dan, serta, lagi pula dll)
2. Setara memilih
3. Setara berlawanan
4. Setara menguatkan (bahkan)
5. Setara sebab akibat
B. Majemuk Bertingkat.
1. Siswa dapat membuat kalimat majemuk bertingkat
2. Siswa dapat menentukan  Kalimat majemuk bertingkat.
1. Membuat Majemuk Bertingkat.
Majemuk bertingkat adalah kalimat luas yang mana perluasannya membentuk klausa
bawahan (anak kalimat)
Cara membuat majemuk bertingkat.
1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu.
2. Kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa  bawahan (anak kalimat )
sesuai dengan anak kalimat apa yg diinginkan
Contoh :

Ansar akan menyunting seorang gadis minggu depan.
S                          P                    O                     K


Kata Berimbuhan(Afiks)

Imbuhan(Afiksasi)

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal awalan (prefiks), sisipan(infiks) dan Akhiran (Sufiks)
Dalam pembahasan materi ini kopetensi yang harus diperoleh adalah :
1. Siswa dapat menentukan jenis afiksasi.
2. Siswa dapat mengunakan imbuhan secara tepat dalam kalimat.
3. Siswa dapat menyebutkan arti (nosi).
4. Siswa dapat menyebutkan fungsi afiksasi.
I. Bahasa Indonesia mempunyai banyak imbuhan antara lain:
a. Prefiks ( me,ke,se,di)
b. Infiks (sisipan) contoh: el “tapak -> telapak
c. Konfiks (akhiran) an,kan,nya
NOSI (arti) Afiks
Dalam hal pemberian arti imbuhan saya mencoba memberikan satu konsep mudah-mudahan bermanfaat. Dalam buku-buku disebutkan banyak arti bahkan satu afiks bisa 10 s.d. 15 nosi.
Contoh:
1. a. Tetanggaku yang cantik itu bersalam setiap masuk rumah.
b. Tetanggaku yang cantik itu ……salam setiap masuk rumah.
c. Tetanggaku yang cantik itu memberi salam setiap masuk rumah.
Nosi ber pada kata bersalam adalah
memberi
2. Paman mempunyai peternakan ayam.
Paman mempunya….ternak ayam.
Nosi Per-an adalah
tempat
Jadi sebenarnya mencari arti sama halnya mencari pengganti imbuhan “ber” sehingga kalimat itu menjadi benar.
Fungsi Afiks
Perhatikan kalimat berikut:
Ika Bonita membesarkan anak-anaknya sendirian.
Fungsi me-kan pada kata membesarkan adalah :
Membesarkan “berasal dari kata besar)
besar adalah kata sifat
membesarkan adalah kata kerja

Jadi fungsi me-kan adalah : membentuk kata kerja dari kata sifat.

Contoh-contoh
Surat Lamaran Kerja
dalam Bahasa Indonesia
Di bawah ini diberikan 12 contoh Surat Lamaran Kerja dalam Bahasa Indonesia, yang mewakili berbagai kondisi dan situasi dari pelamar maupun penerima kerja.
Semoga 12 contoh surat ini dapat membantu anda.
Contoh ke 1.
Cibinong, 6 September 2009
Hal : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Hand's Parmantindo

Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong


Dengan hormat,
Bpk. Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT. Hand's Parmantindo, menginformasikan kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial PT. Hand's Parmantindo.
Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung dalam rencana pengembangan PT. Hand's Parmantindo.

Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :

Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir
Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan
: Florentina Putri
: Probolinggo, 5 Agustus 1979
: Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila - Jakarta
: Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913
: 021 - 87903802, HP = 0817 9854 203, e-mail = putri.flo@gmail.com
: Menikah.
Saat ini saya bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, sebagai staf akuntasi dan perpajakan, dengan fokus utama pekerjaan di bidang finance dan perpajakan.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
  1. Daftar Riwayat Hidup.
  2. Foto copy ijazah S-1.
  3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
  4. Pas foto terbaru.
Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.

Hormat saya,



Florentina Putri


Contoh ke 2.
Jakarta, 6 September 2009
Hal : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT.
Gilland Ganesha
Jl. Raya Kebon Durian No. 11
Jakarta Timur


Dengan hormat,
Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Gilland Ganesha, seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 4 September 2009. Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Gilland Ganesha.
Data singkat saya, seperti berikut ini.

Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir

Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan
: Benny Kasmanto
: Bukit Tinggi, 19 Februari 1976
: Sarjana Manajemen Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) - Jakarta
  (Konsentrasi Manajemen Pemasaran)
: Perum Bumi Sentosa Blok A.5 Bekasi
: 021 - 87914990, 0815 965 5695, benny_kas07@yahoo.co.id
: Menikah
Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan. Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. Saya telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan aplikasi paket MS Office, seperti Excel, Word, Acces, PowerPoint, OutLook, juga internet, maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.
Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Hilmy Finance. Saya senang untuk belajar, dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
  1. Daftar Riwayat Hidup.
  2. Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
  3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
  4. Pas foto terbaru.
Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.
Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

Hormat saya,



Benny Kasmanto


Kalimat dan Unsur kalimat Bahasa Indonesia

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
- Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Pergi!
- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
- The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)


Huruf Vokal dan Konsonan dalam Bahasa Indonesia

Dalam Bahasa Indonesia, Huruf dibagi menjadi empat kelompok, yakni :

1. Huruf Vokal atau Huruf Hidup
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan atau halangan.
Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a, i, u, e, dan o.

2. Huruf Konsonan atau Huruf Mati
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau halangan. Jumlah huruf konsonan ada 21 buah, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

3. Huruf Diftong atau Huruf vokal Rangkap
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi. Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb.

4. Huruf Konsonan Rangkap
Gabungan dua huruf konsonan ada 4 buah dalam bahasa indonesia, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Contohnya : nyamuk, syarat, kumbang, khawatir, dsb.



Huruf dan Aksara dalam Bahasa Indonesia
Huruf adalah sama juga dengan Aksara yaitu unsur dari abjad yang melambangkan bunyi. Abjad dalam Bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf.
Dua puluh enam (26) Abjad dalam Bahasa Indonesia
1. Huruf A / a dibaca a
2. Huruf B / b dibaca be
3. Huruf C / c dibaca ce
4. Huruf D / d dibaca de
5.
Huruf E / e dibaca e
6. Huruf F / f dibaca ef
7.
Huruf G / g dibaca ge
8. Huruf H / h dibaca ha
9. Huruf I / I dibaca i
10. Huruf J / j dibaca je
11.
Huruf K / k dibaca ka
12. Huruf L / l dibaca el
13.
Huruf M / m dibaca em
14. Huruf N / n dibaca en
15. Huruf O / o dibaca o
16. Huruf P / p dibaca pe
17. Huruf Q / q dibaca qi
18. Huruf R / r dibaca er
19.
Huruf S / s dibaca es
20. Huruf T / t dibaca te
21.
Huruf U / u dibaca u
22. Huruf V / v dibaca ve
23. Huruf W / w dibaca we
24. Huruf X / x dibaca eks
25. Huruf Y / y dibaca ye
26. Huruf Z / z dibaca zet

Suku Kata, Kata, Kalimat

Seperti kita ketahui pada saat kita semua masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD), kita diajarkan oleh bapak / ibu guru kita mengenai Bagaimana cara ber-bahasa Indonesia dengan benar. Struktur serta tatanan Bahasa Indonesia adalah salah satu yang kita pelajari. Seperti halnya grammar pada bahasa Inggris, dalam posting kali ini saya akan membahas sedikit mengenai struktur bahasa Indonesia.

- Kalimat adalah kumpulan / gabungan dari beberapa kata yang membentuk dan mempunyai struktur atau pola yang berkaitan. ( S + P + O + K )
- Kata adalah bagian terkecil dari kalimat yang terdiri dari kumpulan / gabungan beberapa suku kata yang terangkai dan mempunyai makna atau arti. ( S ) ( P ) ( O ) ( K )
- Sukukata adalah bagian terkecil dari kata dan yang paling terkecil dari kalimat dan sudah tidak bisa di uraikan kembali.

A , B , C , D , E , F , …dst adalah merupakan dari sukukata.

Ibu, budi, di, dan, yang, … dst adalah merupakan dari kata.

Ibu Budi pergi ke pasar adalah merupakan dari Kalimat.

Apakah rangkaian kata dibawah termasuk kalimat ?

Ibu budi
(s) (ks)

Dalam kata diatas :

Ibu berperan sebagai subjek sedangkan Budi sebagai keterangan subjek

ya, rangkaian diatas juga merupakan sebagian dari kalimat. Karena terdiri dari 2 kata yang terdiri dari dua kata yang terangkai menjadi satu makna. Ibu sebagai Subjek yang diterangkan/dikuatkan oleh Budi sebagai Keterangan Subjek.

Ibu Budi pergi ke pasar
(s) (p) (kt)

Ibu Budi adalah Subjek

Pergi adalah Predikat

Pasar adalah Keterangan Tempat

Predikat adalah kata kerja atau kata yang mewakili suatu pekerjaan atau kegiatan.




TANDA BACA

TANDA TITIK ( . )
Digunakan untuk :
1.    Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh :
      Ayahku seorang guru.

2.    Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh :
      10.15.45 (pukul 10 lewat 15 menit 45 detik)

3.    Memisahkan bialngan ribuan atau kelipatannya.
Contoh :
      Penduduk Desa Sukamaju berjumlah 15.157 orang.

4.    Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat.
Contoh :
      H. M. Rizki Maulana

Tanda titik tidak dipakai untuk :
1.    Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
Contoh :
      Peringatan Hari Pahlawan

2.    Di belakang alamat pengirim surat atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh :
      Yth. Nisrina Nurul Hasanah
      Jl Terapi Raya No AE 3 Bogor

3.    Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi serta nama dokumen resmi yang ditulis huruf awalnya saja, suku katanya atau akronim yang sudah lazim.
Contoh :
      Depdiknas
      PGRI

4.    Pada singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh : 
      km
      Rp
      Fe

TANDA KOMA ( , )
Digunakan untuk :
1.    Memisahkan petikan langsund dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh :
      Ayah bertanya, “Apakah kamu sudah lapar ?”

2.    Penulisan diantara unsur-unsur dalam pemberian atau pembilangan.
Contoh :
      Ibu membeli bayam, kangkund, dan wortel.

3.    Memisahkan kata o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Contoh :
      O, begitu ?

4.    Memisahkan nama, tempat, dan tanggal.
Contoh :
      Bogor, 23 Maret 1970

5.    Memisahkan angka rupiah dengan sen dan memisahkan angka satuan dengan persepuluhan (dalam bilangan desimal).
Contoh :
      Rp 750.000,00
      12,5 kg

6.    Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh :
      Ibu membeli wortel, bayam dua ikat, kangkung tiga ikat, …

7.    memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh :
      Saya ingin datang, tatapi hari hujan.

8.    Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
      Karena hari hujan, saya tidak jadi datang.

9.    Di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.  Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh : 
      Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
10. Di antara nama dan alat,  bagian-bagian alamat, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Surat ini harap dialamatkan kepada Lurah Menteng, Kelurahan Menteng, Jalan Terapi Raya, Bogor.

11. Memisahkan bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
      Alisjahbana, Sultan Takdir.  (1949).  Tata Bahasa
12. Diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh :
W.JS. Poerwadaminta, Bahasa Indonesia untuk Karang –  Mengarang, Hlm 4
13. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh :
      Ir. Iwan Gunawan, M.M.
14. Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh :
      Guru saya, Pak Ali, pandai sekali.
15. Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
      Atas bantuan Agus, Doni mengucapkan terima kasih.

TANDA SERU ( ! )
Digunakan untuk :
1.    Sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau di akhir kalimat perintah.
Contoh :
      Tutup pintu itu !
TANDA TANYA ( ? )
Digunakan untuk :
1.    Pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
      Dimana kamu dilahirkan ?
2.    Di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
Contoh :
      Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)
TANDA TITIK DUA ( : )
Digunakan untuk :
1.    Akhir pernyataan lengkap diikuti rangkaian atau perincian.
Contoh :
      Alat yang harus dibawa adalah :  gunting, lem, kertas warna, dan karton.

2.    Sesudah kata atau ungkapan yang hidup memerlukan pemberian.
Contoh  :
      Ketua             :  Agus Salim
      Sekretaris      :  Nani Kosasih
      Bendahara    :  Yanti Maryati
3.    Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh :
      Rini     :  Apakah kamu sudah membuat PR ?
      Tati      :  Ya, aku sudah membuat PR.
TANDA TITIK KOMA ( ; )
Digunakan untuk :
  1. Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
      Malam makin larut ; pekerjaan belum selesai juga.
2.    Sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Ayah mengurus tanamannya di kebun ; ibu sibuk bekerja di dapur ; saya sendiri sedang mencuci sapatu.
TANDA HUBUNG ( - )
Digunakan untuk :
1.    Menyambung bagian-bagian kata ulang.
Contoh : 
murid-murid
rambu-rambu

2.    Menyambung kata yang terpisah oleh pergantian baris.

3.    Menyambung awalan dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital.
Contoh :
            se-Kecamatan
            di-PHK

4.    Menghubungkan awalan atau akhiran dengan angka.
Contoh :
            ke-60
            25-an

5.    Merangkaikan imbuhan dengan kata asing.
Contoh :
      di-mark up
      Meng-update


TANDA PISAH ( - )
Digunakan untuk :
1.    Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh :
Kemerdekaan bangsa ini – saya yakin akan tercapai – jika diperjuangkan bangsa sendiri.

2.    Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain, sehingga kalimat menjadi lebih luas.
Contoh :
Rangkaian temuan ini – evolusi – teori kenisbian, kini memperlahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

3.    Diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti sampai ke atau sampai dengan .
Contoh :
      Jakarta – Bandung


TANDA PETIK ( “ …… “ )
Digunakan untuk :
1.    Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
      Mira berkata, “Aku akan pergi ke Surabaya.”

2.    Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

3.    Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
      Ia bercelana panjang yang dikenal dengan nama “cutbrai”.
4.    Penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh :
      Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
TANDA PETIK TUNGGAL ( ‘…..’ )
Digunakan untuk :
1.    Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh :
      Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi ?”

2.    Mengapit makna terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh :
      Feed back ‘balikan’
TANDA PENYINGKAT/APOSTROF  ( ‘ )
Digunakan untuk
1.    Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh
                        Ali ‘kan kuingat dirimu selalu. (‘kan = akan)
TANDA KURUNG (…)
Digunakan untuk :
1.    Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
      Acara itu diselenggarakan di Istora (Istana Olah Raga)

2.    Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh :
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden Indonesia) memimpin sidang kabinet.

3.    Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh :
      Pekerja itu berasal dari (kota) Surabaya,

4.    Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Contoh :
      Bagian tubuh ikan meliputi (a) kepala, (b) badan, dan (c) ekor.
TANDA KURUNG SIKU ( […] )
Digunakan untuk :
1.    Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.  Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat dalam naskah asli.
Contoh :
      Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

2.    Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh :
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibahas dalam bab II [lihat halaman 12-15]) perlu disampaikan di sini.
TANDA GARIS MIRING ( / )
Digunakan untuk :
1.    Di dalam nomor dan pada alamat penandaan masa satu tahun yang terbagai dalam dua tahun takwin.
Contoh : 
No. 3/D.02/XII/2008
2.    Sebagai pengganti kata atau tiap.
Contoh : 
dikirim lewat darat/laut (dikirim lewat darat atau lewat laut)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar