Huruf kapital dipakai sebagai :
1. Huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh :
- Ibu sedang memasak di dapur.
- Adik menangis tersedu-sedu.
2. Huruf pertama dalam petikan langsung.
Contoh :
- Ali berkata, “Hari ini aku akan pergi ke Bandung.”
- Ibu bertanya, “Mengapa kamu bersedih ?”
3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, termasuk kata gantinya.
Contoh :
- Allah
- Yang Maha Esa,
- Al Qur’an
- Masjid Nurul Falah.
4. Huruf pertama nama pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh :
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
- Dokter Faisal Akbar
- Camat Supriyadi
- Profesor Heru Sukoco
5. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang
diikuti nama orang.
Contoh :
- Nabi Muhammad SAW
- Haji Ahmad Yusuf
- Raja Hayam Wuruk
- Sultan Agung
6. Huruf Pertama nama orang.
Contoh :
- Muhammad Ridwan Kusuma
- Siti Nur Haliza
- Iwan Satria
7. Huruf petama nama bangsa, suku, bahasa, dan nama kota.
Contoh :
- suku Sunda
- bangsa Indonesia
- bahasa Arab
- kota Bogor
8. Nama khas dalam geografi.
Contoh :
- Gunung Salak
- Danau Toba
- Jalan Ahmad Yani
- Pulau Kalimantan
- Sungai Ciliwung
9. Huruf pertama nama suatu badan, lembaga pemerintah, lembaga
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh :
- Kantor Departemen Pendidikan Nasional
- Peraturan Pemerintah
- Undang-Undang Dasar
- Kerajaan Belanda
10. Huruf pertama pada semua kata yang merupakan nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan.
Contoh :
- Majalah Bobo
- Koran Republika
- Laskar Pelangi
11. Huruf pertama singkatan nama gelar, gelar, dan sapaan.
Contoh :
- Prof. (profesor)
- Sdr. (saudara)
- Ny. (nyonya)
12. Huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti ayah, ibu,
saudara, kakek, nenek, adik, kakak, paman, bibi, yang dipakai sebagai kata
ganti sapaan.
Contoh :
- Surat dari Paman sudah saya terima.
- Dia datang untuk menemui Ayah.
1. Narasi
- Bersifat non ilmiah/fiksi
- Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
Contoh : novel,
cerpen, drama
2. Deskripsi
- Bersifat non ilmiah/fiksi
- Menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
Contoh : cerita
tentang kesibukan di pasar, cerita tentang kemacetan di jalan
3. Eksposisi
- Bersifat ilmiah/non fiksi
- Memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi.
- Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.
- Disajikan data dan fakta-fakta untuk memperjelas pemaparannya.
Contoh : laporan
kegiatan, notulen rapat
4. Argumentasi
- Bersifat ilmiah/non fiksi
- Bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran.
- Pembuktian memerlukan data dan fakta yang menyakinkan.
Contoh : karya
ilmiah, laporan penelitian
5. Persuasi
- Bersifat ilmiah/non fiksi dengan pendekatan psikologis
- Bertujuan untuk mempengaruhi pembaca.
- Memerlukan fakta sebagai penunjang.
Contoh : iklan
HOMONIM
adalah kata yang tulisan dan cara pelafalannya sama tetapi memiliki makna yang berbeda.
adalah kata yang tulisan dan cara pelafalannya sama tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh :
genting = keadaan genting = gawat
genting = genting rumah = atap
jarak = pohon jarak = tanaman
jarak = jarak jauh = ukuran
bisa = bisa berjalan = dapat
bisa = bisa ular = racun
HOMOFON
genting = keadaan genting = gawat
genting = genting rumah = atap
jarak = pohon jarak = tanaman
jarak = jarak jauh = ukuran
bisa = bisa berjalan = dapat
bisa = bisa ular = racun
HOMOFON
adalah kata cara
pelafalannya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
kol = sayur kol = tanaman
kol = naik colt = kendaraan
bang = Bang Ali = kakak
bang = Bank Mandiri = lembaga penyimpanan uang
HOMOGRAF
adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
kol = sayur kol = tanaman
kol = naik colt = kendaraan
bang = Bang Ali = kakak
bang = Bank Mandiri = lembaga penyimpanan uang
HOMOGRAF
adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh :
seri = berseri-seri = gembira
seri = bermain seri = seimbang
teras = pejabat teras = inti
teras = teras rumah = bagian depan rumah
apel = makan apel = buah
apel = apel bendera = upacara
apel = kencan
SINONIM
adalah persamaan makna antara dua kata atau lebih.
seri = berseri-seri = gembira
seri = bermain seri = seimbang
teras = pejabat teras = inti
teras = teras rumah = bagian depan rumah
apel = makan apel = buah
apel = apel bendera = upacara
apel = kencan
SINONIM
adalah persamaan makna antara dua kata atau lebih.
Contoh
agar = supaya
ahli = pakar
badai = topan
bagan = skema
benar = betul
agung = besar
agar = supaya
ahli = pakar
badai = topan
bagan = skema
benar = betul
agung = besar
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri
dengan makna yang bebas.
Jenis-jenis kata:
1. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar sesuai dengan EYD, tata bahasa Indonesia, dan kamus umum.
Contoh : saya, ibu, dilihat, bertemu.
2. Kata Tidak Baku
Kata yang pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar.
Contoh : nyokap, liatin, ketemu
3. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh : Aku senang karena engkau datang.
4. Kata Jadian
Jenis-jenis kata:
1. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar sesuai dengan EYD, tata bahasa Indonesia, dan kamus umum.
Contoh : saya, ibu, dilihat, bertemu.
2. Kata Tidak Baku
Kata yang pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar.
Contoh : nyokap, liatin, ketemu
3. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh : Aku senang karena engkau datang.
4. Kata Jadian
Kata jadian adalah awalan atau akhiran dari bentuk dasar yang
berupa gabungan kata.
Penulisannya serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : bertanggung jawab, tanda tangani, menitikberatkan.
5. Kata Majemuk
Kata majemuk merupakan gabungan dua buah kata atau lebih yang
membentuk arti baru.
Gabungan kata haruslah menerangkan seluruh gabungan yang ada
sebagai satu kesatuan bentuk, bukan menerangkan salah satu kata dari gabungan
itu.
Contoh : makan hati
: susah atau sedih
panjang tangan
: suka mencuri
keras kepala : susah diatur
besar kepala : sombong
tinggi hati : sombong
buah hati : kesayangan
buah tangan : oleh-oleh
Selanjutnya:
6. Kata Kerja
7. Kata Sifat
8. Kata Bilangan
9. Kata Ganti
10. Kata Tanya
11. Kata Seru (interjeksi)
12. Kata Depan
13. Kata Keterangan
14. Kata Sambung
15. Kata Si dan Sang
16. Kata Khusus
17. Kata Umum
18. Kata Serapan
7. Kata Sifat
8. Kata Bilangan
9. Kata Ganti
10. Kata Tanya
11. Kata Seru (interjeksi)
12. Kata Depan
13. Kata Keterangan
14. Kata Sambung
15. Kata Si dan Sang
16. Kata Khusus
17. Kata Umum
18. Kata Serapan
Kata ulang adalah bentuk pengulangan kata dasar.
Biasanya menggunakan tanda hubung ( - )
Jenis-jenis kata ulang :
1. Kata Ulang Murni (dwilingga)
Kata ulang murni merupakan bentuk pengulangan kata dasar.
Contoh : murid-murid, buku-buku
Arti yang terbentuk dari kata ulang murni antara lain :
a. menyatakan intensitas kuantitatif (banyak tak tertentu)
Contoh : orang-orang, burung-burung
b. menyerupai
Contoh : kuda-kuda, siku-siku
c. melemahkan arti atau ketidaktentuan
Contoh : apa-apa, ragu-ragu
d. intensitas kualitatif (bersifat menegaskan)
Contoh : tinggi-tinggi, bagus-bagus
e. menyatakan himpunan (kolektif)
Contoh : dua-dua, tiga-tiga
f. menyatakan kesamaan sifat
Contoh : besar-besar, kecil-kecil
Berdasarkan letak kalimat utamanya :
- Paragraf deduktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal kalimat.
- Paragraf induktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir kalimat.
- Paragraf campuran yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf.
- Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu paragraf yang gagasan utamanya tersebar secara seimbang dan merata pada setiap kalimat. Contohnya pada karangan berbentuk naratif dan deskriptif.
Berdasarkan tujuannya :
- Paragraf pembuka yaitu paragraf yang berperan sebagai pengantar masalah yang akan disampaikan dalam isi karangan.
- Paragraf penghubung yaitu paragraf yang berisi seluruh persoalan dalam suatu karangan.
- Paragraf penutup yaitu paragraf yang berisi kesimpulan atas uraian yang dikemukaan untuk mengakhiri suatu karangan.
KATA
Kata
adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang
bebas.
Jenis-jenis kata
1.
Kata Baku
Kata baku adalah kata yang pengucapan atau
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar sesuai dengan EYD, tata bahasa
Indonesia, dan kamus umum.
Contoh :
saya, ibu, dilihat, bertemu.
2.
Kata Tidak Baku
Kata yang pengucapan atau penulisannya tidak
memenuhi kaidah-kaidah standar.
Contoh :
nyokap, liatin, ketemu
3.
Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai
satu kesatuan.
Contoh : Aku senang karena engkau datang.
4.
Kata Jadian
Kata jadian adalah awalan atau akhiran dari
bentuk dasar yang berupa gabungan kata.
Penulisannya serangkai
dengan kata yang mengikutinya.
Contoh :
bertanggung jawab, tanda tangani, menitikberatkan.
5.
Kata Majemuk
Kata majemuk merupakan gabungan dua buah kata
atau lebih yang membentuk arti baru.
Gabungan kata haruslah menerangkan seluruh
gabungan yang ada sebagai satu kesatuan bentuk, bukan menerangkan salah satu
kata dari gabungan itu.
Contoh : makan
hati à susah
atau sedih
panjang tangan à suka mencuri
keras kepala à susah diatur
besar kepala à sombong
tinggi hati à sombong
buah hati à kesayangan
buah tangan à oleh-oleh
6.
Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan
perbuatan, tindakan, gerak gerik atau cara menjalankan dan berbuat.
Macam-macam kata kerja
Ø Kata kerja aktif yaitu kata kerja yang
berawalan me- dan ber- dan berfungsi sebagai predikat (subjeknya melakukan
pekerjaan).
Contoh :
membaca, menulis, berlari, belajar
Ø Kata kerja pasif yaitu
kata kerja yang berawalan di-, ter- atau ke- dan berfungsi sebagai predikat
(subjeknya dikenai pekerjaan).
Contoh
: dibaca, ditulis, terjatuh
7.
Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang memperjelas sifat
dan keadaansuatu benda atau yang dibendakan.
Macam-macam kata sifat :
Ø Kata dasar à
manis, besar, jauh, lemah, tinggi
Ø Kata jadian à
terharu, terindah, berharga
Ø Kata ulang à jauh-jauh, kekanak-kanakan
Ø Kata serapan à
kreatif, canggih
Ø Kelompok kata à murah
hati, ringan tangan
8.
Kata Bilangan
Kata bilangan adalah bentukan kata yang
menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suat benda atau yang
dibendakan.
Macam-macam kata bilangan :
Ø Kata bilangan utama
Contoh :
satu, dua, tiga
Ø Kata bilangan bertingkat
Contoh
: bab satu, raja kesepuluh
Ø Kata bilangan kumpulan
Contoh
: kedua orang itu, kesepuluh
pemain
Ø Kata bilangan himpunan
Contoh :
satu-satu, dua-dua
Ø Kata bilangan tak tentu
Contoh :
beberapa, semua, sebagian, tiap-tiap, masing-masing, seluruh
Ø Kata Bantu bilangan
Contoh :
selembar kertas, sebatang pohon, setangkai bunga
9.
Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk
menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.
Macam-macam kata ganti :
Ø Kata ganti orang
(pronominal)
Contoh : orang
pertama tunggal : saya, aku
orang
pertama jamak : kami, kita
orang
kedua tunggal : kamu, engkau, anda
orang
kedua jamak : kalian
orang
ketiga tunggal : ia, dia, beliau
orang
ketiga jamak : mereka
Ø Kata ganti kepunyaan (ku, kau, mu, nya)
Contoh : bentuk
sempurna : buku saya, rumah kamu
Bentuk
ringkas : bukuku, rumahmu
Ø Kata ganti penunjuk
Contoh : sesuatu
yang dekat : ini, sini
sesuatu
yang agak jauh : itu, situ
sesuatu
yang jauh : sana
Ø Kata ganti penghubung (untuk menghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat)
10. Kata Tanya
Kata tanya adalah kata yang digunakanutnuk
menanyakan benda, barang atau seorang.
Contoh :
Apa à menanyakan benda, hal, dan
binatang
Siapa à menanyakan orang
Kapan à
menanyakan waktu
Berapa à
menanyakan jumlah
Di
mana à menanyakan
tempat
Bagaimana à
menanyakan keadaan
Mengapa à
menanyakan alas an
11. Kata Seru (interjeksi)
Kata seru adalah kata yang mengungkapkan rasa
hati manusia seperi perasaan gembira, sedih, heran.
Contoh :
asyik, hai, halo, aduh
12. Kata Depan
Contoh kata depan adalah di, ke, dari
Kata depan ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.
13. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang memberi
keterangan atau penjelasan pada kata lainnya.
Macam-macam kata keterangan
Ø Kata keterangan bentuk dasar
Contoh :
sangat, hanya, lebih, segera
Ø Kata keterangan bentuk turunan
Contoh :
diam-diam, setinggi-tingginya, habis-habisan, sebaiknya.
Pembentukan kata keterangan bentuk turunan :
a.
mengulang kata dasar yang menyertainya à
pelan-pelan, cepat-cepat
b.
mengulang kata dasar dan diberi akhiran –an à
mati-matian, mudah-mudahan
c.
mengulang kata dasar dan diberi imbuhan se-nya à
sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya.
d. Menambahkan imbuhan
se-nya à sebaiknya, sesungguhnya
e. Menambahkan –nya
pada kata dasar à rupanya, biasanya
14. Kata Sambung
Kata sambung adalah kata yang digunakan untuk
menggabungkan kalimat tunggal dengan kalimat tunggal lainnya.
Macam-macam kata sambung
Ø Penjumlahan à
dan, serta, kemudian
Ø Perlawanan à tetapi,
melainkan, tidak hanya
Ø Pemilihan à atau
Ø Hubungan waktu à
sejak, sedari, ketika, sambil, sebelum, sesudah, tatkala
Ø Hubungan syarat à
jika, kalau
Ø Hubungan tujuan à
agar, supaya
Ø Hubungan pertentangan à
walaupun, bagaimanapu, kendatipun
Ø Hubungan perbandingan à
seperti, ibarat, bagaikan
Ø Hubungan sebab à sebab, karena, oleh karena
Ø Hubungan akibat à sehingga, maka, sampai dengan
Ø Hubungan cara à
dengan
Ø Hubungan sangkalan à
seolah-olah, seakan-akan
Ø Hubungan kenyataan à perihal
Ø Hubungan hasil à
makanya
Ø Hubungan penjelasan à
bahwa
Ø Hubungan atributif à yang,
yang –nya
15. Kata Si dan Sang
Ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Contoh :
sang pemimpi, si kancil
16. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup
maknanya mencakup hal-hal yang sempit atau hanya meliputi aspek tertentu.
Contoh :
Melihat kata khususnya : menengok, menatap, melirik, menjenguk
Binatang kata khususnya : anjing, kucing, burung, ayam
Bunga kata khususnya : mawar, melati, anggrek, anyelir
17. Kata Umum
Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup
maknanya mencakup hal-hal umum dan menyangkut aspek-aspek yang lebih luas.
Contoh :
baju kurung, pupuk, dekorasi, zebra cross
18. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang merupakan hasil
serapan dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Contoh :
aksesori, aktif, aktivitas, ambulan, apotek, kompleks, efektif, efisien.
KATA ULANG
Kata ulang adalah bentuk pengulangan kata dasar.
Biasanya menggunakan tanda hubung ( - )
Jenis-jenis kata ulang :
1.
Kata Ulang Murni (dwilingga)
Kata ulang
murni merupakan bentuk pengulangan kata dasar.
Contoh
: murid-murid, buku-buku
Arti yang
terbentuk dari kata ulang murni antara lain :
a.
menyatakan
intensitas kuantitatif (banyak tak tertentu)
Contoh
: orang-orang, burung-burung
b.
menyerupai
Contoh : kuda-kuda,
siku-siku
c.
melemahkan arti atau
ketidaktentuan
Contoh
: apa-apa, ragu-ragu
d.
intensitas
kualitatif (bersifat menegaskan)
Contoh
: tinggi-tinggi, bagus-bagus
e.
menyatakan himpunan
(kolektif)
Contoh
: dua-dua, tiga-tiga
f.
menyatakan kesamaan
sifat
Contoh
: besar-besar, kecil-kecil
2.
Kata Ulang Berimbuhan
Kata
ulang berimbuhan merupakan bentuk-bentuk pengulangan kata dasar yang telah
mendapat imbuhan.
Arti yang
terbentuk dari kata ulang berimbuhan antara lain :
a.
bermacam-macam
Contoh
: sayur-sayuran, buah-buahan
b.
tiruan atau
menyerupai
Contoh
: mobil-mobilan, orang-orangan
c.
saling
Contoh
: bersalam-salaman, pukul-memukul
d.
saling (tidak
beraturan)
Contoh
: berlari-larian, berkejar-kejaran
e.
melemahkan arti
Contoh :
sakit-sakitan
f.
bersifat seperti
Contoh : kekanak-kanakan, kebarat-baratan
g.
menyatakan
berulang-ulang
Contoh :
melambai-lambai, mengangguk-angguk
h. menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan
Contoh
: tulis-menulis, tali-temali
3.
Kata Ulang Berubah Bunyi
Kata
ulang berubah bunyi merupakan bentuk pengulangan kata dasar yang telah berubah
fonemnya, baik vokal maupun konsonan.
Arti yang
terbentuk dari kata ulang berubah bunyi adalah :
a.
menyatakan sering
atau berkali-kali
Contoh
: bolak-balik, pontang-panting
b.
menguatkan arti
Contoh
: hiruk-pikuk, compang-camping
c.
menyatakan banyak
Contoh
: sayur-mayur, warna-warni
4.
Kata Ulang Dwipurna
Kata
ulang dwipurna merupakan bentuk pengulangan pada suku pertama suatu kata dasar
dengan membuat variasi e (pepet) pada vokal pertama kata itu.
Contoh
: tamu
à tetamu
Daun à dedaunan
Hakikat Bahasa dan
Belajar Bahasa
- Hakikat Bahasa
- Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengadung beberapa sifat
yakni sistematik, mana suka, manusiawi dan komunikatif. Disebut sistematik
karena bahasa diatur oleh system. Setiap bahasa mengandung dua system, yaitu
system bunyi dan system makna.
- Bentuk dan Makna
Bahasa yang menggunakan sebagai alat komunikasi antar anggota
masyarakat terbagi atas dua unsur utama, yakni bentuk (arus ujaran) dan makna
(isi). Bentuk merupakan bagian yang dapat diserap oleh unsur panca indera
(mendengar atau membaca). Bagian ini terdiri dari 2 unsur yaitu unsur segmental
dan unsur suprasegmental. Unsur spersegmental secara hierarkis dari segemen
yang paling besar samapai segmen yang paling kecil, yaitu wacana, paragraph,
kalimat, prase, kata, morpem dan ponem.
Unsur supersegmental terdiri atas intonasi. Unsur-unsur intonasi
adalah: tekanan (keras lembut ujaran), nada (tinggi rendah ujaran), durasi
(panjang pendek waktu pengucapan), pengertian (yang membatasi arus ujaran).
- Fungsi Bahasa
Bahasa sebagai alat
komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik
antara anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyakat.
b.
Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap,
gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara.
c.
Funsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan
membaurkan diri dengan anggota masyarakat.
d.
Funsi kontrak sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain.
Fungsi Khusus Bahasa
Indonesia
Fungsi itu adalah:
a.
Alat untuk menjalankan administasi Negara.
b.
Alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya
dan bahasa yang berbeda-beda.
c.
Wadah penampung kebudayaan.
- Ragam Bahasa
Ragam bahasa dapat diklasikafikasikan berdasarkan bidang wacana.
Dengan dasar ini ragam bahasa dapat dibedakan atas:
a.
Ragam ilmiah, yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah,
ceramah, tulisan-tulisan ilmiah.
b.
Ragam populer, yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan
sehari-hari dan dalam tulisan populer.
Ciri ragam bahasa
baku adalah:
a.
Memiliki sifat kemantapan dinamis artinya konsisten dengan kaidah
dan aturan yang tetap.
b.
Memiliki sifat kecendikiawan.
c.
Bahasa baku dapat mengungkapkan penlaran atau pemikiran yang
teratur, logis dan masuk akal.
- Belajar Bahasa
Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan
kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman. (Robert M. Cagne,
1984, The Condition of Learning and Theory of instruction). Belajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Artinya di dalam proses belajar terdapat menentukan
keberhasilan belajar.
1.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar bahasa
Kondisi eksternal adalah faktor di luar diri murid, seperti
lingkungan sekolah, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, masyarakat.
Kondisi eksternal terdiri dari 3 prinsip belajar, yaitu:
a.
Memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yang
diharapkan.
b.
Pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
c.
Penguatan respon yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan
respon itu.
Kondisi intern
adalah faktor dalam diri murid yang terdiri atas:
a.
Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar
b.
Tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa
c.
Adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak
2.
Jenis keterampilan dan perilaku dalam
proses belajar bahasa
Vallete dan Disk mengelompokkan tujuan-tujuan pengajaran bahasa
berdasarkan atas keterampilan dan jenis perilakunya.
Keterampilan-keterampilan tersebut dibedakan antar perilaku
internal dan perilaku eksternal, antara lain:
a.
Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan mekanis
berupa hafalan atau ingatan.
b.
Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi
pengetahuan tentang fakta kaidah tentang bahasa yang dipelajari.
c.
Tahap ketiga adalah keterampilan transfer. Perilaku yang mengeringi
keterampilan ini adalah kemampuan reseptif.
d.
Tahap keempat adaalh komunikasi. Penggunaan bahasa yang dipelajari
sebagai sarana komunikasi.
e.
Tahap kelima adalah kritik. Kemampuan menganalisis dan mengetahui
karangan atau karya tulis maupun lisan.
Strategi
Pembelajaran Belajar
- Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Di dalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa
dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Ciri- ciri metode belajar yang baik, yaitu:
1.
Mengundang rasa ingin tahu murid
2.
Menantang murid untuk belajar
3.
Mengaktifkan mental, fisik dan psikis murid
4.
Memudahkan guru
5.
Mengembangkan kreativitas murid
6.
Mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
Beberapa metode yang dikuasai guru dalam
mengatur strategi pembelajaran bahasa, yaitu:
1.
diskusi
2.
inkuiri
3.
sosiodrama atau bermain peran
4.
Tanya-jawab
5.
penugasan
6.
latihan
7.
bercerita
8.
pemecahan masalah
9.
karya wisata
- Contoh Penerapan Teknik Penyajian dalam Strategi Pembelajaran Bahasa
- Teknik Diskusi
Tujuan penggunaan teknik diskusi agar siswa
dapat:
a.
Mengembangkan pengetahuannya untuk memgatasi masalah
b.
Menyampaikan pendapatnya dengan bahasa yang baik dan benar
c.
Menghargai pendapat orang lain
d.
Berfikir kreatif dan kritis
Dalam teknik diskusi siswa dilatih untuk;
a.
merumuskan masalah
b.
menetapkan tema pembicaraan
c.
menyampaikan pendapat dengan bertanggung jawab
d.
menarik kesimpulan
e.
menyusunan laporan diskusi
- Inkuiri
Inkuiri adalah suatu cara yang digunakan
guru untuk mengajar di depan kelas yang dapat dilakukan dengan cara murid-murid
diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga ia dapat menemukan cara penyelesaiannya.
Tujuan teknik inkuiri, adalah:
a.
Membentuk dan mengembangkan rasa percaya diri.
b.
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
c.
Mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
d.
Memberi siswa kesempatan untuk belajar sendiri.
e.
Mendorong murid memperoleh informasi.
Dengan teknik inkuiri ini siswa dilatih untuk:
a.
Menyusun rencana kegiatan
b.
Menentukan sasaran kegiatan
c.
Menentukan target kegiatan
d.
Berkomunikasi dengan orang lain
e.
Mencari sumber informasi.
- Sosiodrama dan Bermain Peran
Teknik sosiodrama ialah mendramatisasikan
dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam
hubungan social antar manusi.
Teknik sosiodrama dan bermain peran adalah agar
siswa dapat:
a.
memahami perasaan orang lain
b.
menempatkan diri dalam situasi orang lain
c.
mengerti dan menghargai perbedaan pendapat
Dalam sosiodrama dapat mengembangkan kemampuan
siswa dalam berlatih:
a.
menjiwai peran yang dimainkan
b.
mengemukakan pendapat
c.
memecahkan masalah bersama
d.
menarik kesimpulan dari sebuah peristiwa, dan
e.
bersosialisai dengan lingkungan
- Teknik Tanya-Jawab
Tanya jawab adah suatu teknik untuk
memberi motivasi para murid agar timbul keberaniannya untuk betanya atau
menjawab pertanyaan guru selama proses pembelajaran berlansung.
Tujuannya adalah berikut ini:
a.
siswa dapat mengeti dan mengingat kembali materi yang dipelajari,
didengar atau dibaca
b.
siswa dapat berpikir secara kronologis atau runut
c.
siswa dapat mengetahui taraf pengetahuan dan pemahamannya
d.
siswa dapat memahami bacaan
Dalam Tanya jawab siswa berlatih:
a.
merumuskan pertanyaan
b.
menyebutkan fakta
c.
menyampaikan opini atau tanggapan
d.
mengungkapkan kembali uraian secara runut
e.
mengginakan kata Tanya
f.
bersikap kritis
KALIMAT DILIHAT DARI FUNGSINYA
1.
KALIMAT HARAPAN
Kalimat harapan adalah kalimat
yang menyatakan keinginan untuk memperoleh sesuatu.
Suatu harapan merupakan keinginan
yang bersifat jangka panjang.
Kalimat harapan ditandai oleh
kata-kata seperti saya berharap, harapan saya, semoga,
mudah-mudahan, insya Allah, dsb.
Contoh :
Saya berharap mereka dapat
berhasil dalam ujian.
2.
KALIMAT PERINTAH
Kalimat perintah adalah kalimat
yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu.
Kalimat perintah diakhiri oleh
tanda seru tetapi bisa pula diakhiri oleh tanda titik.
Dalam bentuk lisan, kalimat
perintah ditandai oleh intonasi yang tinggi.
Variasi kalimat perintah :
1.
Kalimat perintah biasa yang ditandai oleh partikel –lah.
Contoh :
Buanglah sampah pada
tempatnya !
2.
Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh :
Jangan bermain di sini, berbahaya.
3.
Kalimat ajakan ditandai oleh kata mohon, tolong, atau silakan.
Contoh :
Tolong jemput ayah
nanti sore.
3.
KALIMAT PERMINTAAN/PERMOHONAN
Kalimat
permintaan/permohonan adalah kalimat yang menyatakan keinginan untuk diberi
sesuatu oleh orang lain.
Kalimat ini ditandai dengan kata
saya minta, saya ingin, saya mohon.
Contoh :
Saya minta waktu sebentar, Bu.
4.
KALIMAT SAPAAN
Kalimat sapaan adalah kalimat yang
fungsinya menegur atau memanggil nama orang.
Kalimat sapaan ditandai dengan
pemakaian kata ganti orang kedua.
Contoh :
Berapa harga baju ini,
Dik ?
Silakan Bapak duduk !
5.
KALIMAT SERU
Kalimat seru adalah kalimat yang
mengungkapkan perasaan kagum.
Kalimat seru ditandai dengan
predikat yang berupa kata sifat.
Kalimat seru dapat dibentuk dari
kalimat berita yang predikatnya kata sifat.
Contoh :
Indah sekali pemandangan itu
!
Alangkah bagusnya hasil karya
mereka !
6.
KALIMAT TANYA
Kalimat tanya adalah kalimat yang
isinya menanyakan sesuatu atau seseorang.
Kalimat tanya sering juga disebut
kalimat interogatif.
Ada lima cara membentuk kalimat
tanya :
1. Menambah kata apa(kah)
Contoh
:
Andi sedang belajar
menjadi
Apakah Andi sedang
belajar ?
2. Membalikkan urutan kalimat.
Contoh :
Dia mendapat hadiah kemarin.
menjadi
Mendapat hadiahkah
dia kemarin ?
3. Memakai kata bukan atau tidak.
Contoh :
Dia pandai.
menjadi
Dia pandai bukan ?
4. Mengubah intonasi kalimat
Contoh :
Dia jadi pergi.
menjadi
Dia jadi pergi ?
5. Memakai kata tanya.
Contoh :
a) Apa menanyakan barang.
b) Siapa menanyakan orang
c) Mengapa menanyakan sebab
d)
Berapa menanyakan jumlah
e) Kapan menanyakan waktu
f) Di mana menanyakan tempat keberadaan
g) Ke mana menanyakan tujuan
h) Dari mana menanyakan tempat asal
i) Bagaimana menanyakan keadaan
j) Bilamana menanyakan waktu
7.
KALIMAT BERITA DEKLARATIF
Kalimat berita deklaratif adalah
kalimat yang isinya berupa penyampaian berita atau
informasi kepada pembaca atau
pendengar.
Kaimat berita berfungsi sebgai
pernyataan, pendapat, tanggapan, ataupun imbauan.
Contoh :
Sepertinya nanti malam akan
turun hujan.
Sebaiknya kita tidak pergi keluar
rumah karena hujan turun sangat deras.
8.
KALIMAT BERITA
Kalimat berita adalah kalimat yang
isinya memberitahukan sesuatu.
Pada umumnya kalimat berita
mendorong pendengar atau pembaca untuk memberikan
tanggapan dalam bentuk sikap atau
isyarat.
Macam-macam kalimat berita :
1.
Kalimat berita kepastian
Contoh :
Ayah akan pergi ke
Surabaya besok pagi.
2.
Kalimat berita pengingkaran
Contoh :
Bukan dia pencurinya.
3.
Kalimat berita kesangsian
Contoh :
Barangkali temanmu
tidak datang hari ini.
4.
Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh :
Mengapa polisi
menangkap Ali, tak seorangpun mengetahuinya.
Polisi berusaha
menemukan otak
pencurian yang terjadi di rumah besar itu.
9.
KALIMAT AJAKAN
Kalimat ajakan adalah kalimat yang
menyatakan permintaan atau bujukan agar seseorang
mau mengikuti kita.
Kalimat ajakan ditandai dengan kata
ayo, mari, yuk dan sejenisnya.
Contoh :
Ayo, kita bermain sepak bola !
FRASE (KELOMPOK KATA)
Frase adalah gabungan dua buah kata atu
lebih yang tidak membentuk arti baru.
Frase berbeda dengan kata mejemuk.
Frase mempertahankan makna asalnya
sedangkan kata majemuk membentuk arti baru.
Contoh :
anak rajin : anak yang
memiliki sifat rajin, tidak malas
jauh sekali : betul-betul
jauh atau sangat jauh
baju biru : baju yang
berwarna biru
Ciri-ciri frase :
1. Tidak membentuk makna baru.
2. Dapat disisipi kata lain.
Contoh :
ayah ibu : ayah dan ibu
telur bebek : telurnya bebek
mobil baru :
mobil yang baru
Dalam kalimat pengertian frasa dapat
menjadi jelas. Dalam kalimat frase dapat
menyatakan milik dan
menyatakan sifat.
1. Frase yang menyatakan milik :
Pensil adik dipinjam oleh
Budi.
Belalai gajah sangat panjang.
2. Frase yang menyatakan
sifat :
Kami akan bermain bola di
lapangan.
Siswa perempuan dilarang
memakai rok mini.
Jenis-jenis Frase :
1. Frase adjektif
Adalah frase yang intinya merupakan kata sifat.
Contoh :
merdu sekali, sangat indah,
amat nyaman, sungguh berani, sangat
rajin, dsb
2. Frase ambigu
Adalah frase yang maknanya tidak jelas dan bermakna ganda.
Contoh :
perancang busana wanita
dapat berarti ‘perancang
busana yang berjenis kelamin wanita’ atau ‘pekerjaan yang
merancang busana wanita’
3.
Frase apositif
Adalah frase yang bagian-bagiannya tidak dihubungkan dengan penghubung
dan masing-masing
bagian menunjukkan pada referen yang sama.
Contoh :
Si Joni – teman si Ali
4. Frase atributif
Adalah frase yang salah satu unsurnya mempunyai perilaku sintaksis yang
sama dengan
keseluruhannya, dan lainnya itu menjadi atributnya.
Contoh :
buku kamus, rumah bersar,
tangga berjalan
5. Frase idiomatik
Adalah frase yang bermakna konotasi atau makna tidak sebenarnya.
Contoh :
murah hati, rendah hati,
tinggi hati
6. Frase koordinatif
Adalah frase yang berinduk banyak dan bagian-bagiannya dihubungkan
dengan penghubung,
baik penghubung tunggal maupun penghubung ganda. Ada juga yang tidak memakai kata
penghubung.
Contoh :
orang tua atau wali, baik si
Arman maupun si Soni
7. Frase nominal
Adalah frase yang berintikan nominal.
Contoh :
siswa kelas tiga SMP intinya siswa
bunga mawar intinya bunga
8. Frase verbal
Frase yang berinduk pada kata kerja (verba)
Contoh :
tidak membawa
terkadang pergi
MAJAS
Majas (gaya bahasa) adalah bahasa kiasan
atau bahasa yang indah yang ditunjukkan untuk
meningkatkan efek tertentu.
Majas terbagi menjadi 4 golongan
I.
Majas Perbandingan
1. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan
benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat
seperti manusia.
Contoh :
Angin berbisik, burung
bernyanyi menyambut surya pagi.
2. Metafora
Adalah majas perbandingan yang
diungkapkan secara singkat dan padat.
Contoh :
Perpustakaan adalah gudang
ilmu.
3.
Perumpamaan
Adalah majas perbandingan dua hal
yang hakikatnya berbeda tetapi sengaja dianggap sama.
Contoh :
Keindahan Pantai Pangandaraan
seperti seorang bidadari.
4. Alegori
Adalah majas perbandingan yang
bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang
utuh.
Contoh :
Hati-hatilah dalam mengarungi
lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan
gelombang.
II.
Majas Pertentangan
1. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung
pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud untuk
memperhebat meningkatkan kesan dan
pengaruhnya.
Contoh :
Karena ketakutan pencuri itu
mengambil langkah seribu.
2.
Litotes
Adalah majas yang ditujukan untuk
mengurangi atau mengecil-ngecikan pernyataan yang
sebenarnya dengan maksud untuk
merendahkan diri.
Contoh :
Semoga kamu dapat menerima
pemberian yang tidak berharga ini.
3. Ironi
Adalah majas yang menyatakan makna
yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir
atau memperolok-olok.
Contoh :
Tulisannya terlalu bagus
sampai-sampai tidak bisa terbaca.
4. Oksimorom
Adalah majas yang antar
bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh :
Yang tetap dalam dunia ini
adalah perubahan.
III.
Majas Pertautan
1. Metonimia
Adalah majas yang memakai nama
ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang,
barang atau hal lainnya sebagai
penggantinya. Dapat disebut penciptanya
jika yang
dimaksud adalah ciptaan atau
buatannya, atau disebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh :
Kami merencanakan naik Garuda
jika pergi ke Yogyakarta.
2. Sinekdoke
Adalah majas yang
menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atu
sebaliknya.
Contoh :
Indonesia meraih medali emas
dalam kejuaraan itu.
3. Alusi
Adalah majas yang menunjukkan
secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa
yang sudah diketahui bersama.
Contoh :
Banyak korban berjatuhan
akibat kekejaman Nazi.
4. Elipsis
Adalah majas yang di dalamnya
terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
Kami sekeluarga sedang ke
Tasikmalaya.
5.
Inversi
Adalah majas yang dinyatakan oleh
pengubahan susunan kalimat.
Contoh :
Paman saya petani = Petani paman saya.
IV.
Majas Perulangan
1. Aliterasi
Adalah majas yang memanfaatkan
kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh :
Dara damba daku, datang dari
danau
2. Antanaklasis
Adalah majas yang mengandung
ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh :
Kita harus saling menggantungkan
diri satu sama lain. Kalau tidak, kita
telah
menggantungkan diri sendiri.
3. Repetisi
Adalah majas pengulangan kata-kata
sebagai penegas yang diurut dalam baris yang
berbeda.
Contoh :
Selamat datang pahlawanku,
selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.
4. Paralelisme
Adalah majas pengulangan seperti
repetisi yang khusus terdapat dalam puisi.
Contoh
:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lampus
5. Kiasmas
Adalah majas yang berisi
perulangan dan sekaligus merupakan inversi.
Contoh :
Dalam kehidupan ini banyak
orang pintar yang mengaku bodoh dan orang bodoh yang
merasa dirinya pintar.
BEBERAPA
ISTILAH DALAM BAHASA INDONESIA
HOMONIM
adalah
kata yang tulisan dan cara pelafalannya sama tetapi memiliki makna yang
berbeda.
Contoh :
genting = keadaan genting = gawat
genting = genting rumah =
atap
jarak = pohon jarak =
tanaman
jarak = jarak jauh =
ukuran
bisa = bisa berjalan = dapat
bisa = bisa ular = racun
HOMOFON
adalah
kata cara pelafalannya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
kol =
sayur kol = tanaman
kol
=
naik colt = kendaraan
bang = Bang
Ali = kakak
bang = Bank
Mandiri = lembaga penyimpanan uang
HOMOGRAF
adalah
kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh :
seri = berseri-seri =
gembira
seri = bermain seri = seimbang
teras = pejabat teras =
inti
teras = teras rumah =
bagian depan rumah
apel = makan apel = buah
apel = apel bendera = upacara
apel = kencan
SINONIM
adalah
persamaan makna antara dua kata atau lebih.
Contoh
agar = supaya
ahli = pakar
badai = topan
bagan = skema
benar = betul
agung =
besar
ANTONIM
adalah
kata-kata yang berlawanan maknanya
Contoh
:
siang >< malam
hidup >< mati
gelap >< terang
MORFOLOGI
adalah
bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata
MORFEM
adalah
unsur pembentuk kata.
Terdiri
dari
- Morfem bebas
adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan
menjadi dasar pembentuk kata lain (kata dasar)
Contoh :
bawa, dapat, buat, hasil dll
- Morfem Terikat
adalah
morfem yang melekat pada bentuk lain.
Contoh
: pe – an, ber – an, me- kan dll
FONOLOGI
adalah
bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi ujaran.
FONEM
adalah
kesatuan terkecil yang terjadi dari bunyi ujaran yang dapat membedakan arti
Macam-macam bunyi ujaran :
Vokal
adalah
huruf hidup
Contoh :
a, e, i, o dan u
Konsonan
adalah
huruf mati
Contoh
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p,
q, r, s, t, v, w, x, y, z
Diftong
adalah
huruf yang melambangkan bunyi rangkap
Contoh
Huruf
Vokal
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
di awal
|
di tengah
|
di akhir
|
|
ai
|
ain
|
syaitan
|
pandai
|
au
|
aula
|
saudara
|
harimau
|
oi
|
-
|
boikot
|
amboi
|
SINGKATAN
Singkatan
terbagi menjadi dua macam.
Singkatan
adalah
bentuk kata atau gabungan kata yang diperpendek dengan satu huruf atau lebih.
Contoh :
DPR, PGRI, BI, sdr, bpk, yth, dll
Akronim
adalah
singkatan yang berupa gabungan huruf awal atau gabungan suku kata dari deret
kata dan membentuk suatu kata.
Contoh :
UNPAD, LAN, Pemilu, Rapim, Iwapi,
Kowani, Puskesmas
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA
Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan
sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek- Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek
dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
S P
2 Ciri-Ciri Predikat
Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan
tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat
ditentukan secara bersama-sama.
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan
Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak
kalimat pengganti predikat.
Dapat Disertai
Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat
disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu
terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina
bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap
pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3 Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif
(kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan
objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek
ini sebagai berikut.
Langsung di
Belakang Predikat
Objek hanya memiliki
tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Dapat Menjadi
Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya
terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam
kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan
bentuk verba predikatnya.
Didahului kata Bahwa
Anak kalimat
pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat
ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4 Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif.
Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan
pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,
bukan pelengkap. Berikut
ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan
objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap
masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi
sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
b.
Kata parang adalah pelengkap.
c.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang
sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek
karena dapat
5 Ciri-Ciri Keterangan
Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah
posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan
bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue
.
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK
menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.
Kalimat Verbal dan Nominal
1. Kalimat verbal. yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja.Contoh:
- Adik tidur.
- Dia tidak melamun, tetapi berpikir,
- Nartosabdo dalang.
- Mereka murid-murid kebanggaan.
- Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin
Frase
Frase adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihibatas fungsi.
Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau
objek (O) atau keterangan (K).
Frase dibedakan atas:
a. Frase endosentris, ada dua macam:
1. Endosentris koodinatif (setara), yaitu frase yang setidaknya memiliki dua inti.
Misalnya: meja kursi, maju mundur, bapak ibu.
2. Endosentris atributif (frase bertingkat), yaitu frase yang terdiri atas unsur inti
(Diterangkan/D) dan unsur penjelas (Menerangkan/M).
Misalnya: pegawai negeri,perusahaan rokok, tidak pergi
Frase bertingkat mempunyai pola
DM, MD dan MDM( dalam frase bertingkat hanya ada satu unsur inti (D) sedangkan penjelasnya boleh lebih dari satu.
Contoh:
baju baru
D M
anak manis
D M
sebatang rokok kretek
M D M
sebuah rumah mewah
M D M
seorang guru
M D
sepotong roti
M D
2. Frase eksosentris.
sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu(atau lebih) unsur pembentukannya.
Contoh :
dari sekolah (kata keterangan) dari (kata depan) sekolah (kata benda),
yang memimpin(kata benda) yang (kata tugas) memimpin (kata kerja
Menurut jenis kata, frase dibedakan:
-frase nominal (kata benda)
-frase verbal (kata kerja)
-frase adjektival (kata sifat)
-frase numeralia (kata bilangan)
-frase adverbial(kata keterangan)
-frase preposisional (kata depan)
Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
1. Paragraf deduktifParagraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
2. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik
Contoh
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.
Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.
Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh 1
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2. MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
1.
Pengembangan Umum-Khusus
Paragraf yang dimulai
dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang
sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan,
kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis
kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.
2. Pengembangan
Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas
kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Contoh
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam
pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat
mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia
tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia.
Kalimat Langsung dan Tak Lansung
Kopentensi :1. Siswa dapat menuliskan kalimat langsung dengan benar.
2. Siswa dapat mengubah kalimat langsung ke tak langsung atau sebaliknya
3. Siswa dapat menggunakan dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari
Kalimat langsung adalah : Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.
Contoh :
Kata Desmon,” Anggel nanti pulangnya saya antar!”
“Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya?” kata Desmon.
Kata Desmon disebut kalimat pengiring.
Jikapengiring di belakang perhatikan tanda baca sebelum tanda kutib( Jika kalimat tanya dan perintah sebelum tanda kutib menggunakan tanda ? atau ! jika kalimat berita menggunakan koma. Selain itu Huruf awal di pengiring huruf kecil perhatikan contoh berikut.
1. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
2. ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
3. ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.
Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung
Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Langsung —>Tak Lansung
Saya —-> Dia
Kamu —–> Saya
Kalian —–> Kami
Kami —–> Mereka
Kita —–> Kami
Ada alternatif lain agar tidak menghafal :
Caranya Posisikan diri anda menjadi orang yang diajak bicara setelah itu informasikan kepada orang ketiga.
Contoh : Kata Dhani,” Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”
Maka anda menjadi orang yang diajak bicara Dhani,
Setelah itu ada orang lain yg bertanya : Dhani tadi bicara apa?
jawab: Dhani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.
Jawaban anda itulah kalimat tak langsungnya.
Selamat mencoba.
1. Paman mengatakan,” Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.”
2. Kata Ketua Rombongan,” Terimakasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami,”
Kalimat Tak Lansung.
Kalimat menyatakan isi ujaran orang ketiga tanpa mengulang kata-katanya secaraCara merubah Kalimat tak langsung ke Kalimat langsung.
Contoh :
Webby mengatakan bahwa dia akan datang kerumahku nanti sore.
Untuk merubahnya maka anda harus :
1. Menerka kira-kira Webby bicaranya apa saat itu.
2. Ubahlah kembali ke Tak Langsung lagi sebagi cek ulang.
Hasilnya :
Kata Webby,” Saya nanti sore akan kerumahmu.”
Polisemi dan Homonim
Polisemi adalah : Satu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.Contoh :
a. Saya masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Rani.
b. Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik.
Perhatikan kata darah pada kalimat a berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat b berarti zat merah dalam tubuh kita(Makna denotasi).
Homonim adalah : Dua kata yang bentuk penulisan dan pengucapanya sama tetapi
artinyaberbeda.
Contoh:
a. Saya sudah bisa menyetir mobil. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi)
b. Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikan.(artinya racun makna denotasi)
Deskripsi
Contoh paragraf deskripsi
Dari balik
tirai hujan sore hari pohon-pohon kepla di seberang lembah itu seperti perawan
mandi basah, segarpenuh gairah,dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup
adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batng-batang
yang ramping dan meliuk-liuk oleh embusan angin seperti tubuh semampai yang
melenggang tenang dan penuh pesona. Ketika angin tiba-tiba bertiup lebih
kencang pelepah-pelepah itu serentak terjulur sejajar satu arah, seperti
tangan-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti gadis-gadis tanggung
berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran . Pohon-pohon kelapa itu tumbuh
di tanah lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam
gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang
memberi kesan lembut dibatang sengon yang lurus dan langsing menjadi
garis-garis tegak berwarna putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun
mudanya yang mulai mekar kuning dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang
berwarna coklat kemerahan, ada bunga bungur yang unguberdekatan dengan phon
dadap dengan kembangnya yang benar-benar merah. Dan batang-batang jambe rowe
sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba
pada lukisan yang terpanjang disana.Teknik Penulisan Deskripsi Sebuah Ruangan (Benda)
- Tentukan sebuah ruangan yang akan dideskripsikan misalnya; ruangan dapur yang ada seseorang di dalamnya.
- Lakukanlah observasi dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra; mata, telingan, hidung, kulit (untuk suhu udara), serta lidah jika sempat mencicipi makanan yang sudah selesai dimasak.
- Mulailah dengan sebuah ‘kesan pertama’ lakukan pengembangan observasi berdasarkan spasi, menyapu pandangan dari kanan ke kiri, atau dari kiri ke kanan.
- Selipkan beberapa referensi yang diketahui dari pengalaman sebelumnya, misalnya aroma yang menunjukkan bahwa dapur itu sedang menyiapkan makanan tertentu.
- Pada akhirnya, sediakan satu alinea untuk kembali ke “kesan pertama” tadi, dan cari upaya untuk mengakhiri tulisan itu misalnya “ koki” dapur memandangi Anda dengan curiga.
Imbuhan Asing
Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak
imbuhan baru atau serapan dari bahasa daerah, terutama dari bahasa-bahasa
asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat produktif, lebih banyak tampil dalam
surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.
Kopetensi yang harus
dimiliki siswa
1. Siswa dapat
menentukan jenis Imbuhan Asing.
Contoh perintah soal
: Kalimat berikut yang menggunakan ibuhan asing adalah ?
2. Siswa dapat
menentukan arti imbuhan asing.
Contoh perintah soal
:
a. Nosi (arti ) imbuhan
asing pada kalimat berikut adalah….
b. Imbuhan asing yang
berarti ………….(misal intesitas) terdapat dalam kalimat.
3. Siswa dapat
menggunakan ibuhan asing dengan tepat.
Contoh perintah soal
:
a. Penggunaan imbuhan
asing “isme yang tepat adalah….
b. Penggunaan imbuhan
asing yg tepat terdapat dalam kalimat…
Macam-macam Imbuhan Asing
dan maknanya
A. Imbuhan asing dari
bahasa Daerah
(1) Awalan tak = tidak
Contoh: tak sadar,tak aktif,tak sosial,dsb.
(2) Awalan serba
= seluruhnya/semuanya
Contoh: serba merah,
serba susah,dsb.
(3) Awalan tuna
= kehilangan sesuatu,ketiadaan, cacad.
Contoh: tuna karya,
tuna wisma, tuna susila, dsb.
B. Imbuhan asing dari
bahasa Sanskerta
1. Bentuk awalan
sebagai berikut:
Awalan maha =
sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan
dwi = dua, dsb
Contoh:
(a). Para mahasiswa
sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi.
(b). Zaman prasejarah
manusia belum mengenal tulisan.
2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing (wan, -man,
-wati,i, iah ,isasi, isme, isasi)
Nosi atau arti :
1. Menyatakan orang
yang ahli
Misalnya : ilmuwan,
rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb.
2. Menyatakan orang yang
mata pencahariannya dalam bidang tertentu
Misalnya : karyawan,
wartawan, dan industriwan
3. Orang yang memiliki
sifat khusus
Misalnya : hartawan dan
dermawan
4. Menyatakan jenis
kelamin
5. Menyatakan sifat contoh
alami, badani, insani, hewani, artinya
menyatakan ‘
6. Menyatakan bersifat
bersifat, duniawi, manusiawi, dan surgawi,
Dalam mempelajari
Imbuhan ini sebagian siswa belajar dengan cara menghafal arti maupun fungsinya
. Perhatikan cara mencari fungsi imbuhan
dan arti imbuhan berikut.
Cara mencari arti imbuhan
Pemerintah sedang
menggalakkan program komputerisasi di perkantoran.
Kata computer
mendapat imbuhan isasi
Apa nosi /arti isasi pada
kata komputerisasi ?
Jawab :
Menyatakan proses.
Pemerintah sedang
menggalakkan program computer…… di perkantoran.
Sebenarnya arti atau nosi imbuhan tak ubahnya kita
mencari sinonim dari imbuhan tersebut. Coba kamu cari kata yg tepat untuk
mengisi titik-titik itu. (itulah arti imbuhannya) Bahkan jika soal adalah
pilihan ganda anda tinggal memasukkan satu persatu dari jawaban ke titik-titik
itu. NIscaya anda akan menemukan sinonimnya.
Pengecualian Imbuhan.
Sejarah + wan =
sejarawan — bukan sejahwan
Rohani + iah =
rohaniah —- bukan rohaniiah
Sejarah di akhiri
konsonan “h” dan mendapat imbuhan yang diawali Konsonan “w”
Rohani di akhiri
vocal “i”dan mendapat imbuhan yang diawali vocal “i”
Jadi jika huruf
akhir bertemu dengan akhiran yang sejenis akan luluh salah satunya.
KALIMAT AKTIF DAN PASIF
Kalimat aktifKalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan
perbuatan.
Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai pelaku.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
1. Subjeknya sebagai pelaku.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh :
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.
Kalimat Pasif adalah kalimat yang
subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan.
Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek akan menjadi
Objek
2. Predikat berimbuhan
me – ~ di-
3. Bila subjeknya
berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif
tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum
predikat tanpa imbuhan.
Contoh :
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K
Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif)
S P O K
2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)
S P O K
2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)
S P O K (kalimat
aktif dengan subyek kata ganti orang )
Cerita saya tulis
di teras rumah. (pasif)
S O P K (kalimat
pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)
Belajar Majas atau Gaya Bahasa
Banyak yang mengalami kesulitan yang di alami siswa dalam belajar majas gaya bahasa.Mengapa ? karena siswa lebih banyak menghafal dan meninjau dari sisi definisi.
Ada cara yang lebih Praktis untuk belajar ini. Perhatikan contoh berikut :
Majas Personifikasi = Membandingkan benda mati seolah-olah hidup
Ombak pantai menyapu gubuk-gubuk di Pantai Parangtritis.
Perhatikan kata kerjanya adalah menyapu
Ombak = benda mati melakukan tindakan menyapu (ombak tidak bisa melakukan itu)
Jadi pada majas ini yg diperhatikan adalah pekerjaan kalau pelaku tidak bisa melakukan maka Personifikasi.
Coba-coba
Majas perbandingan
- Alegori:
Menyatakan perbandingan secara menyeluruh :
Contoh : Mereka mengarungi bahtera kehidupan. - Simile , Asosiasi, perumpamaan :
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan pengubung, seperti bak,bagai,laksana, umpama, seperti, tak
ubahnya dll.
Contoh : Perilakunya seperti binatang.
Dalam majas ini mempunyai ciri kata hubung diatas, jadi jika menentukan majas carilah yang menggunakan kata hubung tersebut - Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis.
Majas ini biasanya menggunakan ungkapan.
Contoh : Dewi malam leuar dari peraduannya
Pemuda sebagai tunas-tunas bangsa harus bekerja keras. - Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi
merek, ciri khas, atau atribut.
Dalam majas ini perhatikan menggunakan merek.
Contoh : Ayah ke Jakarta naik Garuda.
Ibu naik honda ke pasar. - Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh : Silahkan singgah ke gubuk kami. ( gubuk yang di maksud adalah rumah)
Wah, saya ini hanya pelengkap saja.( berperan penting) - Hiperbola(melebih-lebihkan) : Pengungkapan yang melebih-lebihkan
kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh : Suaranya menggema di angkasa.
Mobil itu hancur lebur. (hancur lebur berarti tidak berwujud lagi) - Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.
- Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan
objek.
COntoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
( batang hidungnya mewakili seluruh tubuh) - Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal
yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh : Indonesia bertanding Volly melawan Thailand.
(menyebutkan seakan-akan seluruh bangsa Indonesia bermain
padahal hanya 6 orang yg bermain)
Dalam mengahafal sinekdoce yang terbagi pars pro toto dan tontem pro parte sering terbalik agar tidak terbalik gunakan trik :
Pars = sebagian artinya sebagian untuk seluruh. - Eufimisme (memperhalus pernyataan): Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
contoh : Maaf bapak ini pendengarannya sudah berkurang.( Orang tersebut tuli)
Mohon ijin ke belakang .(ke WC)
Kalimat majemuk
KALIMAT
MAJEMUK
Suatu bentuk
kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga
membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada. Kalimat majemuk dibagi menjadi :
- 1.Kalimat majemuk setara (koordinatif)
- 2.Kalimat majemuk rapatan
- 3.Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif)
- 4.Kalimat majemuk campuran
Kalimat
majemuk setara adalah :
Kalimat gabung
yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat. Ciri-ciri :
- 1.Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
- 2.Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
- 3.Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
- Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
Jenis majemuk Setara
1. Setara Sejalan (kata hubungnya dan, serta, lagi pula dll)
2. Setara memilih
3. Setara berlawanan
4. Setara menguatkan (bahkan)
5. Setara sebab akibat
B. Majemuk Bertingkat.1. Setara Sejalan (kata hubungnya dan, serta, lagi pula dll)
2. Setara memilih
3. Setara berlawanan
4. Setara menguatkan (bahkan)
5. Setara sebab akibat
1. Siswa dapat membuat kalimat majemuk bertingkat
2. Siswa dapat menentukan Kalimat majemuk bertingkat.
1. Membuat Majemuk Bertingkat.
Majemuk bertingkat adalah kalimat luas yang mana perluasannya membentuk klausa
bawahan (anak kalimat)
Cara membuat majemuk bertingkat.
1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu.
2. Kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa bawahan (anak kalimat )
sesuai dengan anak kalimat apa yg diinginkan
Contoh :
Ansar akan menyunting seorang gadis minggu depan.
S P O K
Kata Berimbuhan(Afiks)
Imbuhan(Afiksasi)
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal awalan (prefiks), sisipan(infiks) dan Akhiran (Sufiks)
Dalam pembahasan materi
ini kopetensi yang harus diperoleh adalah :
1. Siswa dapat menentukan jenis afiksasi.
2. Siswa dapat mengunakan imbuhan secara tepat dalam kalimat.
3. Siswa dapat menyebutkan arti (nosi).
4. Siswa dapat menyebutkan fungsi afiksasi.
1. Siswa dapat menentukan jenis afiksasi.
2. Siswa dapat mengunakan imbuhan secara tepat dalam kalimat.
3. Siswa dapat menyebutkan arti (nosi).
4. Siswa dapat menyebutkan fungsi afiksasi.
I. Bahasa Indonesia
mempunyai banyak imbuhan antara lain:
a. Prefiks ( me,ke,se,di)
b. Infiks (sisipan) contoh: el “tapak -> telapak
c. Konfiks (akhiran) an,kan,nya
NOSI (arti) Afiksb. Infiks (sisipan) contoh: el “tapak -> telapak
c. Konfiks (akhiran) an,kan,nya
Dalam hal pemberian arti imbuhan saya mencoba memberikan satu konsep mudah-mudahan bermanfaat. Dalam buku-buku disebutkan banyak arti bahkan satu afiks bisa 10 s.d. 15 nosi.
Contoh:
1. a. Tetanggaku yang cantik itu bersalam setiap masuk rumah.
b. Tetanggaku yang cantik itu ……salam setiap masuk rumah.
c. Tetanggaku yang cantik itu memberi salam setiap masuk rumah.
Nosi ber pada kata bersalam adalah memberi
2. Paman mempunyai peternakan ayam.
Paman mempunya….ternak ayam.
Nosi Per-an adalah tempat
Jadi sebenarnya mencari arti sama halnya mencari pengganti imbuhan “ber” sehingga kalimat itu menjadi benar.
Fungsi Afiks
Perhatikan kalimat berikut:
Ika Bonita membesarkan anak-anaknya sendirian.
Fungsi me-kan pada kata membesarkan adalah :
Membesarkan “berasal dari kata besar)
besar adalah kata sifat
membesarkan adalah kata kerja
Jadi fungsi me-kan adalah : membentuk kata kerja dari kata sifat.
Contoh-contoh
Surat Lamaran Kerja
dalam Bahasa Indonesia
Surat Lamaran Kerja
dalam Bahasa Indonesia
Di bawah ini diberikan 12
contoh Surat Lamaran Kerja dalam Bahasa Indonesia, yang mewakili berbagai
kondisi dan situasi dari pelamar maupun penerima kerja.
Semoga 12 contoh surat ini dapat membantu anda.
Semoga 12 contoh surat ini dapat membantu anda.
Contoh ke 1.
Cibinong, 6 September 2009
Hal : Lamaran Pekerjaan Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Hand's Parmantindo
Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong
Bpk. Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT. Hand's Parmantindo, menginformasikan kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial PT. Hand's Parmantindo.
Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung dalam rencana pengembangan PT. Hand's Parmantindo.
Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :
|
Nama
Tempat & tgl. lahir Pendidikan Akhir Alamat Telepon, HP, e-mail Status Perkawinan |
:
Florentina Putri
: Probolinggo, 5 Agustus 1979 : Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila - Jakarta : Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913 : 021 - 87903802, HP = 0817 9854 203, e-mail = putri.flo@gmail.com : Menikah. |
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
- Daftar Riwayat Hidup.
- Foto copy ijazah S-1.
- Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
- Pas foto terbaru.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.
Florentina Putri
Contoh ke 2.
Jakarta, 6 September 2009
Hal : Lamaran Pekerjaan Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Gilland Ganesha
Jl. Raya Kebon Durian No. 11
Jakarta Timur
Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Gilland Ganesha, seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 4 September 2009. Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Gilland Ganesha.
Data singkat saya, seperti berikut ini.
|
Nama
Tempat & tgl. lahir Pendidikan Akhir Alamat Telepon, HP, e-mail Status Perkawinan |
: Benny
Kasmanto
: Bukit Tinggi, 19 Februari 1976 : Sarjana Manajemen Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) - Jakarta (Konsentrasi Manajemen Pemasaran) : Perum Bumi Sentosa Blok A.5 Bekasi : 021 - 87914990, 0815 965 5695, benny_kas07@yahoo.co.id : Menikah |
Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Hilmy Finance. Saya senang untuk belajar, dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
- Daftar Riwayat Hidup.
- Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
- Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
- Pas foto terbaru.
Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
Benny Kasmanto
Kalimat dan Unsur kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
- Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Pergi!
- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
- The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)
Huruf Vokal dan Konsonan dalam Bahasa Indonesia
Dalam Bahasa Indonesia, Huruf dibagi menjadi empat kelompok, yakni :1. Huruf Vokal atau Huruf Hidup
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a, i, u, e, dan o.
2. Huruf Konsonan atau Huruf Mati
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau halangan. Jumlah huruf konsonan ada 21 buah, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
3. Huruf Diftong atau Huruf vokal Rangkap
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi. Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb.
4. Huruf Konsonan Rangkap
Gabungan dua huruf konsonan ada 4 buah dalam bahasa indonesia, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Contohnya : nyamuk, syarat, kumbang, khawatir, dsb.
Huruf dan Aksara dalam Bahasa Indonesia
Huruf adalah sama juga dengan Aksara yaitu unsur dari abjad yang melambangkan bunyi. Abjad dalam Bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf.
Dua puluh enam (26) Abjad dalam Bahasa Indonesia
1. Huruf A / a dibaca a
2. Huruf B / b dibaca be
3. Huruf C / c dibaca ce
4. Huruf D / d dibaca de
5. Huruf E / e dibaca e
6. Huruf F / f dibaca ef
7. Huruf G / g dibaca ge
8. Huruf H / h dibaca ha
9. Huruf I / I dibaca i
10. Huruf J / j dibaca je
11. Huruf K / k dibaca ka
12. Huruf L / l dibaca el
13. Huruf M / m dibaca em
14. Huruf N / n dibaca en
15. Huruf O / o dibaca o
16. Huruf P / p dibaca pe
17. Huruf Q / q dibaca qi
18. Huruf R / r dibaca er
19. Huruf S / s dibaca es
20. Huruf T / t dibaca te
21. Huruf U / u dibaca u
22. Huruf V / v dibaca ve
23. Huruf W / w dibaca we
24. Huruf X / x dibaca eks
25. Huruf Y / y dibaca ye
26. Huruf Z / z dibaca zet
Suku Kata, Kata, Kalimat
Seperti kita ketahui pada saat kita semua masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD), kita diajarkan oleh bapak / ibu guru kita mengenai Bagaimana cara ber-bahasa Indonesia dengan benar. Struktur serta tatanan Bahasa Indonesia adalah salah satu yang kita pelajari. Seperti halnya grammar pada bahasa Inggris, dalam posting kali ini saya akan membahas sedikit mengenai struktur bahasa Indonesia.- Kalimat adalah kumpulan / gabungan dari beberapa kata yang membentuk dan mempunyai struktur atau pola yang berkaitan. ( S + P + O + K )
- Kata adalah bagian terkecil dari kalimat yang terdiri dari kumpulan / gabungan beberapa suku kata yang terangkai dan mempunyai makna atau arti. ( S ) ( P ) ( O ) ( K )
- Sukukata adalah bagian terkecil dari kata dan yang paling terkecil dari kalimat dan sudah tidak bisa di uraikan kembali.
A , B , C , D , E , F , …dst adalah merupakan dari sukukata.
Ibu, budi, di, dan, yang, … dst adalah merupakan dari kata.
Ibu Budi pergi ke pasar adalah merupakan dari Kalimat.
Apakah rangkaian kata dibawah termasuk kalimat ?
Ibu budi
(s) (ks)
Dalam kata diatas :
Ibu berperan sebagai subjek sedangkan Budi sebagai keterangan subjek
ya, rangkaian diatas juga merupakan sebagian dari kalimat. Karena terdiri dari 2 kata yang terdiri dari dua kata yang terangkai menjadi satu makna. Ibu sebagai Subjek yang diterangkan/dikuatkan oleh Budi sebagai Keterangan Subjek.
Ibu Budi pergi ke pasar
(s) (p) (kt)
Ibu Budi adalah Subjek
Pergi adalah Predikat
Pasar adalah Keterangan Tempat
Predikat adalah kata kerja atau kata yang mewakili suatu pekerjaan atau kegiatan.
TANDA
BACA
TANDA TITIK ( . )
Digunakan untuk :
1. Akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
Contoh :
Ayahku seorang guru.
2. Memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh :
10.15.45 (pukul 10 lewat 15 menit 45 detik)
3. Memisahkan bialngan
ribuan atau kelipatannya.
Contoh :
Penduduk Desa Sukamaju berjumlah 15.157 orang.
4. Singkatan nama orang,
nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat.
Contoh :
H. M. Rizki Maulana
Tanda titik tidak dipakai untuk :
1. Pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan
Contoh :
Peringatan Hari Pahlawan
2. Di belakang alamat
pengirim surat atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh :
Yth. Nisrina Nurul Hasanah
Jl Terapi Raya No AE 3 Bogor
3. Singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi serta nama dokumen
resmi yang ditulis huruf awalnya saja, suku katanya atau akronim yang sudah
lazim.
Contoh :
Depdiknas
PGRI
4. Pada singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh :
km
Rp
Fe
TANDA KOMA ( , )
Digunakan untuk :
1. Memisahkan petikan
langsund dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh :
Ayah bertanya, “Apakah kamu sudah lapar ?”
2. Penulisan diantara
unsur-unsur dalam pemberian atau pembilangan.
Contoh :
Ibu membeli bayam, kangkund, dan wortel.
3. Memisahkan kata o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain
yang terdapat dalam kalimat.
Contoh :
O, begitu ?
4. Memisahkan nama, tempat,
dan tanggal.
Contoh :
Bogor, 23 Maret 1970
5. Memisahkan angka rupiah dengan sen dan memisahkan angka satuan
dengan persepuluhan (dalam bilangan
desimal).
Contoh :
Rp 750.000,00
12,5 kg
6. Di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh :
Ibu membeli wortel, bayam dua ikat, kangkung tiga ikat, …
7. memisahkan kalimat
setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi atau melainkan.
Contoh :
Saya ingin datang, tatapi hari hujan.
8. Memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
Karena hari hujan, saya tidak jadi datang.
9. Di belakang kata atau
ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
10. Di antara nama dan alat, bagian-bagian alamat, nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Surat ini harap dialamatkan
kepada Lurah Menteng, Kelurahan Menteng, Jalan Terapi Raya, Bogor.
11. Memisahkan bagian nama
yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
Alisjahbana, Sultan Takdir.
(1949). Tata Bahasa
12. Diantara bagian-bagian
dalam catatan kaki.
Contoh :
W.JS. Poerwadaminta, Bahasa
Indonesia untuk Karang – Mengarang, Hlm
4
13. Di antara nama orang dan
gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Contoh :
Ir. Iwan Gunawan, M.M.
14. Untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh :
Guru saya, Pak Ali, pandai sekali.
15. Untuk menghindari salah
baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
Atas bantuan Agus, Doni mengucapkan terima kasih.
TANDA SERU ( ! )
Digunakan untuk :
1. Sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau di akhir kalimat perintah.
Contoh :
Tutup pintu itu !
TANDA TANYA ( ? )
Digunakan untuk :
1. Pada akhir kalimat
tanya.
Contoh :
Dimana kamu dilahirkan ?
2. Di dalam tanda kurung
untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
Contoh :
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)
TANDA TITIK DUA ( : )
Digunakan untuk :
1. Akhir pernyataan lengkap
diikuti rangkaian atau perincian.
Contoh :
Alat yang harus dibawa adalah :
gunting, lem, kertas warna, dan karton.
2. Sesudah kata atau
ungkapan yang hidup memerlukan pemberian.
Contoh :
Ketua :
Agus Salim
Sekretaris : Nani Kosasih
Bendahara : Yanti Maryati
3. Dalam teks drama sesudah
kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh :
Rini : Apakah kamu sudah membuat PR ?
Tati : Ya, aku sudah membuat PR.
TANDA TITIK KOMA ( ; )
Digunakan untuk :
- Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Malam makin larut ; pekerjaan belum selesai juga.
2. Sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Ayah mengurus tanamannya di
kebun ; ibu sibuk bekerja di dapur ; saya sendiri sedang mencuci sapatu.
TANDA HUBUNG ( - )
Digunakan untuk :
1. Menyambung bagian-bagian
kata ulang.
Contoh :
murid-murid
rambu-rambu
2. Menyambung kata yang
terpisah oleh pergantian baris.
3. Menyambung awalan dengan
kata yang dimulai dengan huruf kapital.
Contoh :
se-Kecamatan
di-PHK
4. Menghubungkan awalan
atau akhiran dengan angka.
Contoh :
ke-60
25-an
5. Merangkaikan imbuhan
dengan kata asing.
Contoh :
di-mark up
Meng-update
TANDA PISAH ( - )
Digunakan untuk :
1. Membatasi penyisipan
kata atau kalimat yang memberikan penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh :
Kemerdekaan bangsa ini – saya
yakin akan tercapai – jika diperjuangkan bangsa sendiri.
2. Menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain, sehingga kalimat menjadi lebih
luas.
Contoh :
Rangkaian temuan ini – evolusi
– teori kenisbian, kini memperlahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
3. Diantara dua bilangan
atau tanggal dengan arti sampai ke atau sampai dengan .
Contoh :
Jakarta – Bandung
TANDA PETIK ( “ …… “ )
Digunakan untuk :
1. Mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
Mira berkata, “Aku akan pergi ke Surabaya.”
2. Mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Bacalah “Bola Lampu” dalam
buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
3. Mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
Ia bercelana panjang yang dikenal dengan nama “cutbrai”.
4. Penutup kalimat atau
bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Contoh :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
TANDA PETIK TUNGGAL (
‘…..’ )
Digunakan untuk :
1. Mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain.
Contoh :
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi ?”
2. Mengapit makna
terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh :
Feed back ‘balikan’
TANDA
PENYINGKAT/APOSTROF ( ‘ )
Digunakan untuk
1. Menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh
Ali
‘kan kuingat dirimu selalu. (‘kan = akan)
TANDA KURUNG (…)
Digunakan untuk :
1. Mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Contoh :
Acara itu diselenggarakan di Istora (Istana Olah Raga)
2. Mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh :
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
(Presiden Indonesia) memimpin sidang kabinet.
3. Mengapit huruf atau kata
yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh :
Pekerja itu berasal dari (kota) Surabaya,
4. Mengapit angka atau
huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Contoh :
Bagian tubuh ikan meliputi (a) kepala, (b) badan, dan (c) ekor.
TANDA KURUNG SIKU ( […]
)
Digunakan untuk :
1. Mengapit huruf, kata
atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda
itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat dalam naskah
asli.
Contoh :
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh :
Persamaan kedua proses itu
(perbedaannya dibahas dalam bab II [lihat halaman 12-15]) perlu disampaikan di
sini.
TANDA GARIS MIRING ( / )
Digunakan untuk :
1. Di dalam nomor dan pada
alamat penandaan masa satu tahun yang terbagai dalam dua tahun takwin.
Contoh :
No. 3/D.02/XII/2008
2. Sebagai pengganti kata
atau tiap.
Contoh :
dikirim lewat darat/laut
(dikirim lewat darat atau lewat laut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar